Mohon tunggu...
Kanas
Kanas Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi seorang numismatist adalah hobi yang mengasyikkan. Dengan mengumpulkan koin kuno, Anda tidak hanya mengejar nilai material, tetapi juga menyelusuri jejak sejarah dan budaya. Setiap koin menjadi saksi bisu zaman, membawa cerita unik dari masa lampau. Dalam hobi ini, Anda dapat menemukan keindahan artistik, memahami perubahan politik, dan menggali pengetahuan yang mendalam tentang peradaban yang pernah ada.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Kris Budihardjo: Dinamika Koalisi Gemuk di Era Jokowi dan Perubahan Politik

7 Mei 2024   13:25 Diperbarui: 7 Mei 2024   13:26 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, Dalam analisis yang cermat, Kris Budihardjo membahas fenomena koalisi gemuk yang telah menjadi bagian dari lanskap politik Indonesia, terutama pada masa pemerintahan Jokowi. Menurutnya, keberadaan koalisi yang terdiri dari sejumlah partai politik yang beragam adalah hal yang wajar dalam dinamika politik yang kompleks. Dia mencatat bahwa dalam sejarah politik Indonesia, koalisi gemuk sering kali muncul sebagai upaya untuk membangun dukungan politik yang kuat bagi pemerintahan.

Namun, Budihardjo juga menyoroti bahwa dalam koalisi tersebut, terdapat satu partai yang tampaknya tidak terlibat, yaitu PKS. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dinamika politik internal dan strategi yang diambil oleh masing-masing partai politik. Meskipun demikian, Budihardjo menegaskan bahwa keberadaan satu partai di luar koalisi tidaklah luar biasa, mengingat kompleksitas dan keragaman politik di Indonesia.

Mengaitkan hal ini dengan masa pemerintahan Jokowi sebelumnya, Budihardjo mencatat bahwa PKS dan sebelumnya Demokrat adalah partai yang berada di luar pemerintahan. Namun, Demokrat akhirnya bergabung menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi. Ini menunjukkan bahwa posisi partai politik dalam koalisi dapat berubah seiring dengan perubahan dinamika politik dan kepentingan politik yang ada.

Pengamatan Budihardjo menyoroti bahwa dalam politik, situasi koalisi tidaklah statis. Koalisi politik merupakan hasil dari negosiasi, strategi, dan dinamika politik yang terus berubah. Kemampuan untuk beradaptasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam konteks perubahan politik menjadi kunci dalam membangun dukungan politik yang kuat bagi pemerintahan.

Dalam menghadapi perubahan ini, partai politik perlu mempertimbangkan dengan cermat kepentingan nasional, visi politik, dan kebutuhan masyarakat. Di tengah persaingan politik yang sengit, upaya untuk membangun konsensus dan kestabilan politik harus tetap menjadi prioritas utama. Hal ini penting untuk memastikan kelangsungan demokrasi dan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.

Melalui analisisnya, Kris Budihardjo menyoroti kompleksitas dinamika politik Indonesia dan pentingnya pembangunan koalisi yang inklusif dan berkelanjutan dalam memastikan stabilitas politik dan kemajuan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun