Mohon tunggu...
Kanas
Kanas Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi seorang numismatist adalah hobi yang mengasyikkan. Dengan mengumpulkan koin kuno, Anda tidak hanya mengejar nilai material, tetapi juga menyelusuri jejak sejarah dan budaya. Setiap koin menjadi saksi bisu zaman, membawa cerita unik dari masa lampau. Dalam hobi ini, Anda dapat menemukan keindahan artistik, memahami perubahan politik, dan menggali pengetahuan yang mendalam tentang peradaban yang pernah ada.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mintarsih Soroti Dampak Psikologis Anak Amy dan Aden Wong

27 Maret 2024   19:17 Diperbarui: 27 Maret 2024   19:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mintarsih Dok. Pribadi.

Jakarta, Setelah laporan yang diajukan oleh Amy, pemeriksaan terhadap Tisya Erni dan Aden Wong dijadwalkan pada tanggal 2 April mendatang. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, mengonfirmasi bahwa proses klarifikasi terhadap kedua terlapor akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara itu, Amy juga mengumumkan melalui media sosialnya bahwa dia sedang mengurus perceraian dengan Aden Wong di pengadilan Singapura. Kolaborasi antara kedutaan Singapura dan Korea Selatan diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah ini.

Dalam menghadapi situasi yang kompleks ini, pendapat seorang ahli psikologi anak, Mintarsih, menjadi penting untuk dipertimbangkan. Menyoroti berbagai kemungkinan dan dampak psikologis yang mungkin dialami oleh anak-anak dalam kasus ini, Mintarsih memberikan wawancara yang penting.

Mintarsih menekankan bahwa absennya salah satu pihak dalam proses hukum dapat berdampak signifikan pada anak-anak yang terlibat. "Ketika salah satu pihak tidak hadir, hal ini dapat menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian bagi anak-anak," ungkap Mintarsih. "Mereka mungkin merasa tidak stabil dan kebingungan tentang situasi orang tua mereka."

Selain itu, Mintarsih menyoroti bahwa anak-anak juga mungkin merasa terbebani oleh pertempuran hukum antara orang tua mereka. "Perseteruan antara Amy, Tisya Erni, dan Aden Wong tidak hanya mempengaruhi anak-anak secara emosional, tetapi juga menghadirkan ketidakpastian tentang masa depan keluarga mereka," tambahnya.

Dalam menghadapi situasi ini, peran orang tua dan dukungan psikologis menjadi krusial. "Anak-anak memerlukan lingkungan yang stabil dan penjelasan yang jujur tentang apa yang terjadi dalam keluarga mereka," saran Mintarsih. "Ketersediaan orang tua untuk mendengarkan dan memberikan dukungan emosional sangat penting untuk membantu anak-anak mengatasi stres dan kebingungan yang mereka alami."

Sementara kasus ini masih dalam proses klarifikasi lebih lanjut, perhatian terhadap kesejahteraan emosional anak-anak harus tetap menjadi prioritas utama. "Dukungan psikologis dan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak-anak adalah kunci untuk membantu mereka melalui masa sulit ini," pungkas Mintarsih.

Dengan demikian, sementara fokus pada aspek hukum dari kasus ini penting, penting juga untuk tidak mengabaikan dampak psikologisnya pada anak-anak yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun