Kemahiran anak dalam penggunaan teknologi digital pada generasi sekarang perlu dikembangkan guna membantu tumbuh kembang anak, pentingnya peran orang tua untuk mendampingi anak dalam menggunakan internet terutama anak yang berusia dibawah 16 tahun.
Menurut data PISA (Programme for International Student Assessment) Tahun 2018 skor PISA Indonesia sangat jeblok dengan menduduki peringkat 74 dari 79 negara. Ironisnya, meskipun minat membaca rendah tetapi datareportal mengungkapkan sampai awal 2022 terdapat 191,4 juta pengguna media sosial jumlah itu setara dengan 68,9% populasi penduduk Indonesia.
Perlu adanya inovasi yang harus dikembangkan untuk melatih kompetensi literasi digital bagi anak, agar anak mampu menganalisis konten informasi secara efektif dan bertanggungjawab. Terdapat beberapa materi literasi bersifat multi literasi yang dapat dikembangkan oleh para orang tua maupun guru dalam proses pendampingan maupun dalam pengembangan pembelajaran saat ini.
Materi literasi yang dapat dikembangkan antara lain literasi berkomunikasi berbasis teks, literasi pengenalan informasi digital berbentuk gambar, audio dan video, literasi pengembangan dan penumbuhan karakter, literasi pencarian informasi yang menekankan berpikir kritis, dan literasi informasi secara etis dan bertanggungjawab.
Literasi berkumunikasi berbasis teks merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan teks tulisan, baik berhubungan langsung dengan bacaan maupun tulisan. Di negara maju masyarakatnya memiliki kamampuan membaca dan menulis pada tingkatan tertentu, masyarakat negara maju menganggap bahwa tulisan merupakan bagian yang tidak dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan membaca bukan hanya sekedar membaca lalu menerjemahkannya, melainkan memahami apa kandungan isi yang sudah dibaca maupun diterjemahkan. Begitupula dalam menulis, seorang penulis harus mempunyai sebuah gagasan dan menyampaikan gagasan melalui bentuk tulisan yang dapat dimengerti oleh sang pembaca.
Informasi yang disajikan dalam media internet tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam bentuk gambar, audio dan video. Meskipun sosialisasi telah digencarkan oleh pemerintah dan informasi tentang dampak hukuman bagi penyebar hoax. Masyarakat masih tetap saja menyebarkan hoax dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video.
Banyaknya konten media sosial yang beredar tentang gambar, audio maupun video yang banyak beredar di media sosial membuat banyak orang menimbulkan pemaknaan yang berbeda dan menjadi keresahan bagi penerima informasi.
Keluarga menjadi langkah awal untuk penumbuhan karakter siswa, selanjutnya sekolah menjadi tahap selanjuntya. peran orang tua dan guru harus selaras guna menjadi jembatan dalam pengambangan karakter siswa yang baik. Pengembangan dan penumbuhan karakter dapat melalui media online, seperti  mengambil langsung  berita  dari  sumber website, youtube, atau portal berita lainnya, siswa dilatih memilah mana berita yang benar atau berita hoax.
Peran dari manusia adalah filter dalam pencarian informasi, sebagian besar masyarakat khsususnya golongan anak-anak maupun remaja hanya menelan mentah-mentah informasi yang sudah diperolehnya tanpa mencari sumber referensi yang dirasa valid dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Pusaran arus informasi digital yang tak terbendung menyebabkan sebuah informasi sulit dipertanggungjawabkan keabsahannya. Bukan hanya berita hoax saja, melainkan menganalisa sebuah sumber tentang plagiasi maupun hak cipta.