Mohon tunggu...
Kharis Khuseen
Kharis Khuseen Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Berlaku di dunia, mendamba kasih dan ampunNya\r\nsetitik pasir yang ingin menjadi batu diantara bebatuan // clinical psychology // penikmat musik reggae

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyoal Penggunaan Psikologi Untuk Kepentingan Pemilik Perusahaan

30 Desember 2012   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_232375" align="alignnone" width="360" caption="di ambil dari: generalcomics.com"][/caption] Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hal-hal yang mempengaruhinya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama ada manusia, maka psikologi akan selalu dibutuhkan. Secara umum psikologi berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi empat, yaitu: psikologi klinis, psikologi pendidikan dan perkembangan, psikologi social, serta psikologi industri organisasi.

Psikologi industri dan organisasi secara definisi adalah “studi tentang perilaku manusia dalam seting organisasi dan pekerjaan serta penggunaan metode-metode, fakta-fakta, dan prinsip-prinsip psikologi pada individu dan kelompok dalam seting organisasi dan kerja(SIOP, APA Division). Individu dalam pengertian diatas merujuk pada seluruh individu yang menjadi elemen dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, termasuk pemilik (owner)nya. John Miner (1992) mengemukakan bahwa peran psikologi dalam perusahaan antara lain sebagai mediator dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi dan pemeliharaan.

Berdasarkan pengertian di atas, psikolog industri organisasi idealnya menjaga posisinya untuk tetap berada pada posisi tengah, posisi dimana dalam membuat keputusan-keputusan psikologis praktisnya, psikolog industri-organisasi tidak memihak pekerja maupun pemilik perusahaan, menjadi mediator untuk kedua pihak tersebut. Namun dalam kenyataannya selama ini di negeri ini, psikolog industri-organisasi dalam membuat keputusan-keputusan psikologisnya tidak jarang lebih memihak pihak pemilik perusahaan. Keputusan-keputusan psikologis tersebut tidak jarang merugikan pekerja baik dalam hal psikologis maupun dalam hal lainnya.

Dalam sistem pekerjaan sekarang yang sebagian besar menggunakan konsep pemilik modal-pekerja, keberpihakan psikolog industri-organisasi pada pemilik perusahaan memang sulit untuk dihindari. Kedudukan psikolog yang juga merupakan pekerja menjadikan mereka (para psikolog) kurang memiliki power untuk berdiri di tengah. Pertanyaannya adalah apakah penggunaan psikologi – khususnya psikologi industri-organisasi – sebagai sebuah ilmu untuk membantu kepentingan segologan manusia dengan menindas golongan manusia lainnya merupakan hal yang etis?

-Miner, John B., (1992). Industrial-Organizational Psychology. Singapore : McGrawHill

-Yuwono, Ino, Suhariandi, Fendi, Fajrianti, Setiawan Muhammad, Budi, Gressy Septarini, Berlian. 2005. Psikologi Industri & Organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun