2. Varian Beta
Ditemukan pertama kali di Afrika pada Mei 2020, dan di Indonesia di Mei 2021. Gejalanya diantaranya, demam, batuk, anosmia, sakit tenggorokan hingga sakit kepala.
3. Varian Delta
Dinamakan varian India, karena ditemukan di Oktober 2020 di Indoa, yang dimana pada varian ini penyebarannya lebih cepat dibandingkan pada varian sebelumnya. Pada badai varian Delta ini, menjadi puncak penyebaran COVID-19 terutama di Indonesia. Banyak tenaga kesehatan dan juga warga masyarakat yang terkena varian ini, dan merenggut banyak korban jiwa pada badai varian ini.
4. Varian Omicron
Varian Omicron ini merupakan mutasi varian terbaru dan hingga kini masih terus bermutasi. Ada beberapa varian Omicron ini, yaitu XE, BA.1, BA.2, dan saat ini berkembang lagi Omicron BA.4 dan BA.5. Penularan dari varian Omicron ini cenderung cepat menular, namun gejala yang ditimbulkan tidak sehebat varian Delta yang menjadi badai untuk masyarakat dunia.
Â
Waspada Varian Baru
Upaya pemerintah Indonesia untuk memberantas wabah COVID-19, nyatanya belum usai. Virus tersebut terus bermutasi hingga saat ini. Upaya dari vaksinasi nasional yang digalakkan pemerintah belakangan ini nyatanya masih belum mampu melawan optimal. Pemerintah masih terus menghimbau masyarakat untu bisa tetap berupaya agar menjaga diri dengan penerapan potokol kesehatan yang ketat.
Demikian pula yang terjadi pada akhir-akhir ini, dimana pemerintah mengumumkan ada mutasi varian baru dari Omicron, yaitu varian BA.4 dan BA.5. Varian tersebut pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, yang kemudian masuk ke Indonesia di Juni 2022. Varian baru Omicron ini memiliki gejala yang serupa dengan varian lainnya, yaitu batuk, sakit tenggorokan, anosmia, kelelahan, nyeri otot, diare, dan juga demam. Namun, hal yang menjadi fokus utama adalah akibat dari varian baru tersebut, yang dimana hal tersebut dapat menyebabkan gejala klinis berat lainnya.
Seorang dokter dari Afrika Selatan, Dr Angelique Coetzee, mengungkapkan bahwa sejauh ini pasien dengan varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 tidak separah seperti varian Delta yang sebelumnya. Namun, lanjutnya hal tersebut masih menjadi bahan penelitian lebih lanjut dan untuk tetap diwaspadai.
WHO pun menyatakan untu varian baru tingkat keparahannya masih belum diketahui, hal tersebut pun juga didukung karena mayoritas penduduk dunia sudah dilakukan vaksinasi yang diyakini dapat menguatkan imun tubuh. Namun, meski demikian, masyarakat dunia harus tetap waspada dengan varian baru COVID-19 yang terus mampu bermutasi. Sehingga dengan demikian, masyarakat diminta untuk tetap menjaga daya tahan tubuh dan juga menerapkan protokol kesehatan.
Tentunya, hal tersebut pun juga dibahas oleh pemerintah Indonesia yang menghimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai dengan varian baru virus tersebut. Selain itu pula, peerintah tetap akan menerapkan dan mengencangkan berbagai aturan macam protokol kesehatan yang selama ini sudah diterapkan di masyarakat luas. Sehingga dengan demikian, harapannya untuk masyarakat tetap mematuhi dan menjaga kesehatan diri sendiri dan juga lingkungan sekitar.