Mohon tunggu...
Kharina Putri
Kharina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Saya adalah mahasiswa semester 4 (otw 5) jurusan Jurnalistik yang menulis untuk hobi dan juga panggilan liputan untuk menjadi calon jurnalis :D

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jika PKM dan PIMNAS adalah "Pencetak" Generasi Emas, Apakah Mahasiswa "Biasa-biasa Saja" juga Bisa Disebut Demikian?

14 Desember 2023   00:11 Diperbarui: 14 Desember 2023   00:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2045 adalah sebuah milestone (target puncak) bagi Negara Indonesia karena akan mencapai umurnya yang ke-100 tahun. Indonesia digadang-gadang akan menjadi negara yang memiliki segudang generasi emas untuk memajukan bangsanya saat bertepatan dengan 'ulang tahun' yang ke satu abad. Namun, apakah kita sebagai generasi penerus yang akan menjalankan misi besar tersebut sudah mempersiapkan diri untuk menjadi generasi emas?. 

Faktanya, sampai saat ini Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani misi 'Indonesia Emas 2045', salah satunya adalah pandangan terhadap generasi muda di Indonesia kini tidak lagi sama seperti dahulu. Mengacu pada jurnal "An ideal Indonesian in an increasingly competitive world: Personal character and values required to realise a projected 2045 'Golden Indonesia'" yang ditulis oleh Elly Malihah, generasi penerus Indonesia saat ini dinilai lebih egois dan mementingkan kepentingan pribadi, mengabaikan budayanya sendiri, kemampuan mengatur waktunya yang kurang, ketergantungan dengan teknologi, dan juga sumber daya manusianya yang kurang berkembang. Meskipun begitu, tidak semua generasi muda Indonesia memiliki sifat-sifat negatif tersebut, masih banyak orang-orang yang peduli pada bangsanya dan memiliki kesadaran untuk menjadi sumber daya manusia yang berkembang, hal ini tentu menunjukkan bahwa masih ada secercah harapan dan juga potensi bagi Indonesia dalam mencapai misi 'Indonesia Emas 2045'.

Untuk memajukan kualitas dari generasi muda di Indonesia, khususnya pada kelompok Mahasiswa, diperlukan adanya pengembangan sumber daya manusia seperti kemampuan kreativitas, pemecahan masalah, manajemen, dan juga kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu, diadakanlah sebuah program bernama PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan juga PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) yang sudah berlangsung sejak tahun 1981. Kedua hal tersebut dapat menjadi sebuah langkah kecil bagi para mahasiswa untuk menuangkan ide kreatifnya yang mungkin suatu hari nanti bisa berdampak besar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Pandangan negatif terhadap generasi muda di Indonesia saat ini dapat dipatahkan dengan banyaknya partisipan yang masih peduli pada masyarakat, budaya lokal, manajemen waktu, dan juga pengembangan sumber daya manusia yang dibuktikan dengan karya-karya yang dihasilkannya. 

Program Kreativitas Mahasiswa ini memiliki banyak bidang di dalamnya, di antaranya adalah kewirausahaan, pengabdian kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, karya inovatif, dan lain sebagainya. Dari bidang-bidang tersebut para partisipan dapat membuat sebuah terobosan baru yang inovatif dan menghasilkan sebuah karya yang tentunya tidak hanya bermanfaat bagi sang pembuat, tetapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Tidak hanya itu, dapat dilihat juga bahwa daya juang para generasi muda saat ini masih tinggi sehingga masih ada rasa tertarik untuk berkompetisi dan menjadi juara di bidang yang mereka kuasai. 

Mereka yang mengikuti program-program keilmuan seperti PKM dan PIMNAS tentunya dianggap sebagai seseorang yang berprestasi dan juga memiliki keinginan tinggi untuk menjadi juara, hal ini menjadi 'patokan' seseorang untuk menjadi bagian dari generasi emas. Namun, mungkin sebagian dari kita yang merasa sebagai mahasiswa biasa ini bertanya-tanya apakah mahasiswa seperti kita juga layak menjadi bagian dari generasi emas untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045?

Hal itu merupakan pertanyaan yang wajar jika kita sebagai mahasiswa belum bisa memberikan kontribusi besar bagi masyarakat luas. Adakalanya beberapa mahasiswa juga menjalani perkuliahan hanya untuk mendapatkan 'gelar' demi mendapatkan pekerjaan yang layak. Tetapi, pada dasarnya generasi muda saat ini secara tidak langsung sudah memiliki core value yang cukup dalam membentuk karakter dan juga moral yang baik mengingat banyak sekali kegiatan positif yang dilakukan oleh para pemuda di Indonesia meskipun dampaknya hanya sebesar tetesan air saja. 

Kita sebagai generasi muda yang masih dipandang sebelah mata ini dapat mengatasi krisis moralitas yang hingga saat ini masih menjadi salah satu kekhawatiran bagi generasi sebelumnya. Menurut Wirutomo (2001: 22), orang-orang memerlukan kesadaran sosial yang merupakan sebuah kapabilitas setiap individu di dalam kehidupan masyarakat untuk tetap menyeimbangkan hak sosial di setiap aksinya. Kemampuan mereka untuk bekerja di sebuah organisasi semacam itu mencerminkan kemampuan kecerdasan kolektifnya yang perlu dikembangkan. Keberhasilan atau kegagalan ekonomi dan politik pada pembangunan negara ditentukan oleh kemampuan bermasyarakatnya.

Tentunya rasa pesimis yang dirasakan oleh generasi sebelumnya terhadap nilai dan sifat negatif pada generasi muda saat ini pasti ada. Sebab, mereka pasti sudah menaruh harapan dan juga ekspektasi yang cukup besar bagi generasi muda penerus bangsa yang digadang-gadangkan dapat menjadi generasi emas yang dapat memajukan Bangsa Indonesia. Namun, rasanya hal yang dijadikan kekhawatiran tersebut tidak perlu dipikirkan terlalu lama sebab di berbagai generasi pasti ada saja kendala dan tantangan yang akan dihadapi dalam mencapai sebuah misi besar memajukan bangsanya. Adakalanya kita sebagai sesama bangsa Indonesia dapat saling bergandengan tangan dan lebih optimis lagi jika suatu saat nanti dari berbagai generasi dan berbagai lapisan masyarakat dapat mewujudkan misi besar Indonesia Emas 2045.

Jadi, walaupun kita yang termasuk dalam golongan 'mahasiswa biasa' ini belum bisa menjadi seseorang yang berprestasi dengan mengikuti program kreativitas dan menjadi juara umum, setidaknya kita harus berkontribusi dan juga bermanfaat bagi masyarakat, serta menjadi individu yang sadar dan peduli akan permasalahan-permasalahan di Indonesia, mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Dengan kesadaran dan kepedulian tersebut, masalah akan nilai moralitas pada generasi muda di Indonesia saat ini dapat teratasi seiring dengan berjalannya waktu hingga tahun 2045 nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun