Mohon tunggu...
kharida adibah
kharida adibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembelajar

Hanya seseorng yang mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Dampak Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

13 Juli 2021   21:04 Diperbarui: 13 Juli 2021   21:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kharida Luthfi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angakatan 2019

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

                 Hai teman-teman, Assalamu'alaikum...kembali lagi dengan saya, si manusia yang ingin belajar dari pegalaman,dan juga yang suka berbagi sedikit pengalaman saya yang sekiranya menarik untuk dibagikan kepada teman-teman pembaca sekalian. Pada kesempatan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya di masa berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang. 

Tak bisa dipungkiri bahwa teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Karena segala informasi dan sumber pengetahuan saat ini mudah ditelusuri menggunakan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet. Ada beberapa jenis alat teknologi informasi dan komunikasi seperti televisi, radio, internet, computer, tablet, dan hanphone. Tapi handphone adalat alat teknologi informasi dan komunikasi yang paling menyita perhatian saya. Dari segi kelebihan, handphone memang lebih unggul daripada alat teknologi informasi dan komunikasi lain. 

Pertama karena praktis dibawa ke manapun dan kapanpun, kedua karena hnadphone sudah langsung terhubung dengan arus informasi berbasis internet menggunakan data seluler, wifi, maupun hotspot, jadi lebih cepat digunakan dan multifungsi.

 Maraknya teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet ini nampaknya membawa dampak serius terhadap saya, keluarga saya, beserta orang-orang di sekitar lingkungan saya. Bagaimana tidak? Setiap hari saya bertemu dengan orang-orang disekitar saya terutama keluarga saya, jika ibu atau ayah saya sedang memanggil saya karena butuh bantuan ataupun sebaliknya, saya maupun mereka tidak langsung merespon. 

Tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh handphone yang ada digenggaman kami masing-masing. Ketika saya dan teman-teman saya janjian untuk mengadakan sebuah reuni. Saya dan teman-teman semangat sekali mengatur jadwal, mengatur hal apa saja yang akan dibahas saat reuni, mengatur pakaian apa yang harus digunakan nanti. Semua itu kami bahas sampai benar-benar lupa waktu saking asyiknya. Di grup reuni juga sudah terpantau jelas beberapa kali kami membalas chat satu sama lain hingga tak terhitung jumlahnya.

 Tetapi ketika hari dimana reuni itu tiba, kami langsung diam seribu bahasa satu sama lain. Kami terlalu asyik menggenggam handphone masing-masing seperti berada di dunia kami masing-masing. Apalagi degan situasi covid seperti sekarang, teknologi informasi seolah mendekte kehidupan kita karena kehidupan yang mengharuskan untuk lebih nyak di rumah ketimbang ke luar rumah. Mau tidak mau kita berinteraksi dengan kerabat atau orang di sekitar kita menggunakan handphone. Kebiasaan ini yang terus menerus membuat kita seolah olah seperti anti sosial. Malas berinteraksi di dunia nyata dan lebih memilih beriteraksi di dunia maya.

                  Kalau membicarakan tentang teknologi informasi berbasis internet, kita tidak lepas dari yang namanya media sosial. Media sosial merupakan media (aplikasi) berbasis internet dimana para penggunanya bisa dengan mudah berprtisipasi, berinteraksi, berbagi, bahkan seperti menciptakan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial inilah yang menjadi penyebab utama saya merasa jauh dengan kerabat saya padahal sedang dekat dengan mereka, dan saya merasa dekat dengan mereka saat sebenarnya saya sedang jauh dari mereka. 

Media sosial juga mengajarkan saya bahwa dunia maya tidak sejujur dunia nyata. Karena segala video, foto, berita, dan sebagainya, tidak semuanya itu sesuai dengan kenyataannya. Contoh kecilnya saja, foto-foto teman yang diposting di instagram. Itu hanya sebagai ajang pecitraan saja, dengan memperlihatkan pakaian mereka yang bagus. Tapi kita tidak tahu bahwa sebenarnya pakaian itu adalah hasil meminjam dari seseorang. Di media sosial semua bisa disetting sedemikian rupa. Jika seseorang ingin berkreasi di media sosial juga tidak ada yang membatasi. Seseorang bebas melakukan apa saja semau mereka. Saking bebasnya tanpa sadar seseorang itu telah menyinggung sebagian pihak, dan ada yang merasa dirugikan. 

Media sosial bisa menjadi jebakan bagi diri kita sendiri apabila kita tidak bisa menggunakannya dengan baik. Kemudian saya ingin menceritakan pengalaman lain mengenai penggunaan teknologi informasi. Dengan teknologi informasi, saya telah menyelami dunia bisnis saya yang baru seumuran jagung. Saya tidak memiliki skill di bidang bisnis. Tetapi saya tipe orang yang mau mencoba hal baru. Modal nekat aja dulu...hehehe. Saya memulai usaha bisnis saya dari menjadi dropshipper.

 Tugas saya hanya mempromosikan produk-produk yang nantinya akan dikirimkan dari suplayernya langsung. Berawal dari dropshipper makanan. Mengapa saya memilih makanan untuk percobaan bisnis saya yang pertama kali? Ya karena menurut saya semua orang butuh makan. Dari usaha pertama saya menjadi dropshipper selama satu bulan, saya beralih mencoba menjadi dropshipper pakaian muslimah. Saya bergabung dengan teman saya yang merupakan reseller. Saya menjadi dropshipper pakaian muslimah selama kurang lebih lima bulan selama masa pandemic covid-19. Untungnya entah kenapa, lebih besar dibandingkan menjadi dropshipper makanan. Tapi saya menduga penyebab lebih utungnya bisnis pakaian muslimah adalah karena saya menargetkan teman-teman satu kampus saya untuk menjadi sasaran customer.

                  Saya mengakui bahwa berbisnis itu tidak mudah. Bahkan suatu ketika saya pernah hampir saja kena tipu oleh calon customer tak dikenal, yang berasal dari grup telegram jualan online saya. Ketika itu dia bertanya apakah bisa bertransaksi menggunakan aplikasi One Klik. Dia megaku ingin transfer menggunakan aplikasi itu, tetapi syaratnya harus verifikasi menggunakan nomor seri kartu ATM. Jelas saya saya kaget, kerana dimana-mana yang namanya transfer itu seharusnya meminta nomor rekening, bukan nomor seri kartu ATM. Sangat tidak masuk akal dan membuat saya kesal. Langsung saja dalam sekejap saya langsung memblokir nomor tidak dikenal tersebut.

                Saya telah menyelami dunia teknologi informasi dan komunikasi ini sudah sedari awal saya duduk dibangku kelas empat sekolah dasar. Saat itu di sekolah dasar saa ada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Dari situ saya dikenalkan dengan platform bernama 'Google' dan juga 'Youtube'. Saya mulai rutin menggunakan kedua platform tersebut saat kelas empat sekolah dasar karena dari situlah saya mulai mengenal drama korea. 

Karena jadwal sekolah saya yang padat, sehingga saya tidak sempat mengikuti tayangan drama korea favorit saya di televisi hingga full episode. Saat itu sekolah saya berbasis fullday, yang mengharuskan saya erangkat dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 16.00 sore. Untuk mengejar ketertinggalan episode drama korea itu, saya memutuskan untuk menonton episode tertentu melalui youtube. Jika saya sedang malas menonton, saya lebih memilih membaca sinopsisnya saja melalui blog pecinta drakor yang saya dapatkan dari hasil searching google. Kemudian jaman di sekolah dasar, saya memang hobi menonton televisi. 

Selain drama korea yang saya tonton, saya juga menyukai tayangan Thomas cup dan uber cup. Semacam ajang perlombaan bulu tangkis antar Negara Asia. Juga pertandingan sepak bola AFF championship yang pada saat itu Timnas Indonesia berhasil lolos ke abbak final meski tidak membawa piala. Saking sukanya menonton pertndinga-pertandingan tersebut, saya kadang bisa tidur hingga larut malam. Meskipun diam-diam juga sih tidur larut malamya, karena tidak diperbolehkan oleh orang tua, saya juga masih kecil saat itu. Mungkin orang tua khawatir akan kesehatan saya. Masih kecil kok sudah suka begadang..hehehe.

                   Menginjak SMP, saya mulai dikenalkan dengan media sosial bernama twitter. Kala itu twitter saya gunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman saya, juga untuk berkomunikasi dengan admin-admin fanbase idola korea saya, yaitu Song Joong Ki yang sampai saat inipun saya masih mengidolakannya karena kepintarannya dan skill actingnya yang sudah tidak diragukan lagi. Kemudian melalui twitter saya juga bisa mendapatkan motivasi hidup melalui kutipan-kutipan motivasi yang diunggah oleh akun twitter bernama "tweetbijak". 

Menginjak kelas satu SMA, saya mulai kenal media sosial berbasis aplikasi yang disebut BBM atau BlackBerry Messenger yang pada mulanya BBM adalah aplikasi yang hanya ada di handphone BlackBerry saja. Tetapi pada masa SMP tersebut, BBM sudah tersedia di android. Semenjak kenal BBM. Twitter saya tidak pernah digunakan lagi. Maklum, sudah terkena demam BBM. Waktu itu saya suka sekali mengumpulkan teman online baru dengan mengumpulkan pin BBM mereka. Saat itu sedang ramai-ramainya kakak-kakak mahasiswa berkunung ke sekolah saya untuk menjalani kegiatan PPL. Moment itu kemudian saya manfaatkan untuk berkenalan dan agar lebih akrab dengan mereka, saya pun tak sungkan untuk meminta pin BBM mereka satu persatu. 

Setelah saya naik ke kelas 2 SMA, BBM sudah tidak tren lagi dikalangan sekolah saya,mungkin sekolah lain juga. Dan beralihlah saya ke Whatsapp, LINE dan Instagram. Whatsapp dan LINE aplikasi media sosial yang digunakan untuk chatting. Sedangkan instagram adalah media sosial yang digunakan untuk memposting foto-foto pribadi, maupun untuk keperluan bisnis. Nah, mulai dari sini saya merasakan efek negatif dari penggunaan instagram. Saya mulai membandingkan kehidupan saya dengan kehidupan teman-teman di instagram yang saya follow melalui foto atau story yang mereka unggah.

 "Sepertinya kehidupan mereka lebih beruntung dibandingkan saya.." begitu gumam saya dalam hati. Mungkin karena konten yang mereka suguhkan di instagram terlihat mewah dan hal-hal baik saja yang mereka perlihatkan. Dari situ saya mulai membatasi diri saya dalam pengggunaan instagram. Saya mulai jarang melike postigan teman-teman saya, dan jarang melihat story teman-teman saya. Saya hanya menggunakan instagram untuk mencari tau informasi yang ingin saya ketahui, juga sebagai platform saya untuk memulai usaha.

                   Saat ini saya sudah berada ditahapan akhir dari pendidikan, yaitu kuliah. Dan saya sudah sangat menyadari efek-efek negatif yang ditimbulkan dari teknologi informasi dan komunikasi ini. saya merasa sangat ketergantungan dengan teknologi informasi dan komunikasi contoh kecilnya saja, saya tidak bisa jauh-jauh dari handphone saya. Ketika bangun tidur, yang pertama kali saya cari adalah handphone.itu yang membuat hari-hari saya merasa malas mengerjakan sesuatu yang lebih penting dari sekedar bermain gadget. 

Yang seharusnya saya mencuci pakaian, jadi saya tunda. Yang seharusnya saya menjemur pakaian, jadi saya tunda. Ini yang terpenting. Yang  seharusnya saya mengerjakan tugas, jadi terhambat gara-gara si handphone ini. tetapi dibalik itu semua, memang tuntutan zaman juga memaksa kita mau tidak mau untuk menggunakan teknologi informasi. Contoh kecilnya seperti dunia perkuliahan dan dunia pekerjaan. Pasti menuntut kita untuk sering menggunakan laptop untuk kepentingan menyimpan, membuat, atau mengolah data. Apalagi saat Negara kita sedang terkena musibah wabah Covid-19 ini yang memaksa kita untuk berinteraksi dengan banyak pihak menggunakan virtual platform. Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk kita semua berinteraksi langsung tatap muka. Dan situasi ini banyak dimanfaatkan oleh pembisnis untuk melakukan jual beli via online. Serta memberi kesempatan juga bagi saya yang pemula untuk mencoba peruntungan di dunia bisnis juga.

                      Meskipun dari pengalaman saya diatas condong lebih banyak menceritakan pengalaman tidak mengenakkan saya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi jika dilihat dari sisi positif, teknologi informasi sangat bermanfaat bagi keseharian. Bisa dikatakan sisi negatif dan positif penggunaan teknologi informasi ini begitu seimbang. Berdasarkan apa yang saya baca dari situs dosenit.com, ternyata banyak juga dampak positif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut beberapa dampak positif tersebut.

  • Mempercepat arus informasi

Arus informasi dengan feedback yang merupakan karakteristik sistem informasi menjadi salah satu faktor perkembangan informasi dan komunikasi yang tampak. Sehingga memberikan manfaat tersendiri bagi setiap user. Terlebih terhadap internet, perkembangan jaringan komputer menjadi semakin pesat seiring penggunaan internet yang kian meningkat.

  • Mempermudah mengakses informasi terbaru

Siapapun bisa mengakses serta memperoleh informasi dengan mudah. Hal ini akan membantu individu dalam meningkatkan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, meski terkadang realibilitas dan validitas dari informasi tersebut dipertanyakan.

  • Media sosial

Meskipun tadi saya membahas tentang dampak negatif dari media sosial, siapa sangka bahwa media sosial juga ada manfaatnya jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Media sosial dapat memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya adalah dapat mempertumakan individu dengan orang baru, dan menambah relasi antar individu. Sebagai contoh, salah satunya adalah facebook. Situs yang cukup besar ini menjadi salah satu media sosial yang paling banyak orang gunakan. Tidak hanya untuk menambah jaringan pertemanan di dunia maya, facebook juga menjadi sarana promosi dalam bisnis.

  • Media hiburan

Pemanfaatan dari teknologi informasi dan juga komunikasi berikutnya adalah dalam hal hiburan. Teknologi informasi dan juga komunikasi saat ini mendukung media hiburan yang sangat banyak ragamnya bagi setiap orang. Contoh saja dari media hiburan berupa games, dan musik, banyak orang yang bisa hilang dan juga lepas dai stress karena hiburan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini. Tidak hanya sebagai media informasi, penggunaan internet dapat menjadi salah satu hal pereganggan pipkiran, contohnya dengan menonton video yang banyak tersebar di internet.

  • Sharing dan berbagi file

File dan juga dokumen saat ini sudah merupakan kebutuhan dari setiap orang. Baik dari file music ataupun dokumen penting, bisa dibagikan dengan menggunakan internet yang merupakan produk dari teknologi informasi dan juga komunikasi. Setiap user dapat saling membagikan file dan dokumen dengan mudah, bahkan kita saat ini bisa menyimpan file yang kita miliki dengan mudah di dalam cloud storage, atau  media penyimpanan di dalam internet.

  • Memiliki banyak dampak positif dalam dunia pendidikan

Dampak lainnya yang paling terasa dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah dalam bidang pendidikan. Materi pelajaran dan segala hal yang berhubungan dengan pendidikan akan menjadi lebih mudah untuk diakses dan diperoleh. Sehingga hal ini pun akan membantu meningkatkan efektivitas dan juga efisiensi dari kebutuhan pendidikan itu sendiri bagi tiap individu di dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun