Mohon tunggu...
HT
HT Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gila

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Langsung dan Tidak Langsung, Sama Sama Tidak Pancasila

12 September 2014   01:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrasi

Menurut berbagai sumber, demokrasi adalahdemokrasiadalahbentuk pemerintahanyang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatanhukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktikkebebasan politiksecara bebas dan setara.

Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “demos” (rakyat) dan “kratos” (pemerintah). Jadi demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Disini penulis mengajak pembaca untuk tenang bernalar dan objektif untuk menilai. Dalam suatu negara yang penduduknya majemuk pastilah dilatar belakangi oleh budaya dan cara berpikir masyarakat yang berbeda dan demokrasi menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Artinya rakyat yang majemuk dituntut untuk bekerja sama menentukan wakilnya sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan. Proses kerja sama di Indonesia ini sangatlah naif, kebanyakan dari mereka hanya mau tenang berdiskusi sesama kelompoknya alias yang pilihannya sama. Ingat sila ke 4 dari Pancasila? “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan”. Inilah kunci dari kerja sama rakyat berdemokrasi. Musyawarah mufakat. Mencari dan menentukan solusi yang terbaik oleh perwakilan yang bijaksana. Rakyat berhak mengajukan langsung nama calon pemimpin yang mereka inginkan, kemudian para calon tersebut didiskusikan oleh lembaga negara yang dipercaya mampu menentukan pilihan yang terbaik.

Demokrasi di Indonesia tidak demikian, pemenang di Indonesia ditentukan oleh suara terbanyak. Anda bisa menjamin pemilih (rakyat) memilih dengan bijaksana (objektif)? Anda percaya pilihan mayoritas? Newton, Einstein, Phytagoras, dkk menjadi legenda bukan karena suara orang banyak. Demokrasi di Indonesia sudah jauh melenceng dari Pancasila bahkan dari nilai demokrasi itu sendiri. Mau bukti? Dalam demokrasi, pemimpin diajukan dan dipilih LANGSUNG oleh rakyat. Sedangkan faktanya, pemimpin di Indonesia diajukan oleh partai politik dahulu, baru dipilih rakyat. Hak rakyat dipotong mentah – mentah oleh kelompok berkepentingan dengan kedok demokrasi.

Pilkada Langsung dan Tidak Langsung

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pilkada langsung tidaklah efektif diterapkan. Pilkada tidak langsung lebih baik karena hampir sesuai dengan kaidah demokrasi. Yang jadi masalah, DPRD tidak dapat dipercaya oleh rakyat Indonesia dan ia lembaga pemerintah (bukan negara). Anda ribut – ribut tentang pilkada langsung dan tidak langsung sebenarnya percuma, semuanya sama saja. SAMA - SAMA TIDAK PANCASILA.

Referensi : http://krsmwn.blogspot.com/2013/06/arti-ciri-ciri-dan-prinsip-demokrasi.html &

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun