Mohon tunggu...
HT
HT Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gila

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dinda, Pagi ini Harus Pagi

8 November 2014   05:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi, wanita dikerudung senja
Hah? Benarkah?
Baru tahu aku, ada senja di minggu pagi
Padahal ia pagi

Mentari melambat tak mampu menoleh bola matamu yang bertutur
Sedikit mengilat cepat ia di kibaran rambutmu memerah, memendera
Angin bersegera sebelum ada pipimu basah
Awan ikut siaga meniada
BUK !!
Bahkan waktu terlihat tak rela memasrahkan dirinya untuk kau bermuram
Ada apa ini?

Dinda?
Kemari, biar ku teguk pedihmu
Biar aku telan si renung
Lebih baik perih ku tenggak
Daripada asin tetes matamu

Buang, Dinda. Buang !
Aku sudah memohon sedari tadi pada Sang Suhu
Agar akulah satu - satunya penghangat bagimu

Buang, Dinda. Buang !
Biar aku yang tenggelam
Mekarlah dikau
Selamanya..
Abadi
Paginya..
Dinda
Pagi ini harus pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun