Mohon tunggu...
HT
HT Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gila

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Penting Shalawatan

14 Januari 2015   05:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:11 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Shalawat koplo. Ah biasa. Shalawat metal, shalawat hardcore, shalawat jazz, juga tidak apa – apa. Apa yang salah? Musik itu universal. Milik siapapun. Isinya boleh apa saja. Baik shalawat, puisi, kebencian, protes, dll. Pelan – pelan, sayang …

Sebelumnya kita harus tahu dulu pengertian shalawat, makna shalawat, dan tujuan shalawat. Shalawat adalah doa, tujuannya kepada Tuhan untuk kanjeng nabi, maknanya rindu pada ruh Muhammad yang ada pada setiap insan dan Muhammad itu sendiri. Jadi shalawat adalah ungkapan rindu dari seseorang untuk seseorang.

Mengaplikasikan rindu boleh lewat apa saja, baik dengan merokok, menari, melantunkan lagu, teriak dan berbagai macam cara lainnya dengan catatan pantas menurut kesepakatan masyarakat setempat. Kalau shalawat koplo pantas menurut masyarakat Madura, sah - sah saja. Anda rindu pada kekasih Anda, akhirnya Anda mendengar bahkan sampai menyanyikan sebuah lagu Evie Tamala saking rindunya. Sah - sah saja. "Ana ahebbik" dan "Aku cinta kamu" sesungguhnya adalah sama. Jadi  Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad baik diganti maupun tidak ke dalam bahasa Indonesia kemudian dipadukan dengan irama jazz, hardcore, dangdut, klasik atau apapun adalah sesuatu yang sangat biasa ! Saya sering sekali menari bahkan berjoget seorang diri diiringi lagu dengan volume lumayan keras sambil bershalawat di dalam hati. Apa yang salah dari saya? Masing - masing dari kita sudah ditetapkan punya bahasa jiwa yang kadang sifatnya individu, kadang juga kolektif. Gitu aja kok repot ... (Kalau menurut Anda itu bid’ah, bisa kita bahas di tulisan lainnya).

Mungkin Anda yang beranggapan shalawat koplo kurang pantas karena dangdut koplo adalah musik milik perempuan berbusana mini sambil bergoyang erotis di atas panggung. Kalau Anda memandang demikian, jelas keliru. Dangdut koplo ya dangdut koplo. Perempuan dan goyang erotisnya lain lagi. Jangan dicampur adukkan. Shalawat koplo adalah ekpresi rindu yang berakar dari cinta, tidak dibuat – buat dan tanpa maksud apapun. Murni. Cinta.

Saya beri Anda pilihan, Anda lebih memilih shalawat diiringi musik dangdut koplo atau shalawat dengan nada Arab yang imamnya adalah pengusaha shalawat? Tak perlu dijawab. Apapun pilihan Anda, nikmatilah. Yang penting saya tetap shalawatan. Anda tetap shalawatan. Pedangdut koplo tetap shalawatan. Pengusaha shalawat juga tetap shalawatan. Setidaknya shalawat sudah terbukti dapat menghasilkan uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun