[caption id="attachment_349085" align="aligncenter" width="500" caption="(Dok. Pribadi)"][/caption]
Ucup, Alaa, Baim, Yakup, Panca, dll (yang tak mungkin saya sebutkan satu - persatu) adalah orang - orang yang ada di kisah kehidupan saya. Sudah lama saya mengenal dan menerima kebaikan - kebaikan mereka. Ada yang sejak SMU, sejak tahun 2012, 2013 dll. Ucup mau antar jemput saya hampir setiap hari hanya untuk mengajak saya berkumpul dengan kawan - kawan lainnya ; padahal ia letih dari sibuk bekerja. Alaa, Ibrahim, Icang, dll sudah banyak berbuat baik kepada saya sehingga saya dapat merasakan ada Tuhan di hati mereka masing - masing. Semua kebaikan yang mereka lakukan semata - mata Tuhanlah yang menggerakkan.
Maka salah satu dari mereka sering saya panggil "Tuhan", terutama "Tuhan Ucup". Bukan berarti saya mengeyampingkan yang lain. Ya mau - mau saya saja menyebut "Tuhan Ucup". Apakah berarti saya menganggap Ucup adalah Tuhan? Jelas tidak. Di sinilah persoalannya, seringkali kita hanya mempermasalahkan hal - hal yang tidak penting untuk dipermasalahkan. Tuhan sangat boleh dipanggil dengan sebutan apa saja. Allah, Rahman, Fattah, Dinda, Cinta, dll sesuai kualitas batin Anda masing - masing. Karena yang kita sembah sesungguhnya adalah zat Tuhan. Bukan nama, sifat maupun perbuatan. Bagaimana saya tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam tubuh Ucup jika dia sering memberi saya makan dengan gratis? Bagaimana bisa saya tidak merasakannya juga pada tubuh Alaa, Ibrahim, Kury, Akbar, Dika, dll jika mereka sudah berbaik hati kepada saya? Coba jelaskan, dimana letak kesalahan saya?
Syekh Siti Jenar yang pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Husain ibn Mansur Al - Hallaj pernah dipanggil oleh Wali Songo untuk menghadap. Kemudian beliau berujar , "Lemah Abang tidak ada, yang ada Allah". Secara harfiah, Syekh Siti Jenar mengaku dirinya adalah Tuhan. Tetapi sesungguhnya ucapan tersebut adalah ucapan batiniah, Syekh Siti Jenar sadar bahwa segala gerak - gerik semesta dikendalikan oleh Sang Dalang. Rasulullah sendiri pernah bersabda "Aku adalah 'Arab (عرب) tanpa 'Ain (ع). Maksudnya Rab (رب). Dan aku adalah Ahmad (اØمد) tanpa Mim (Ù…) yang artinya Ahad (اØد)". Apakah Rasulullah mengaku sebagai Tuhan? Tidak.
Tuhanku adalah Tuhan Ucup. Iya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Tuhan yang bersemayam di hati Ucup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H