Mohon tunggu...
HT
HT Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Gila

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Ucup

2 Februari 2015   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14228537411583773692

[caption id="attachment_349085" align="aligncenter" width="500" caption="(Dok. Pribadi)"][/caption]

Ucup, Alaa, Baim, Yakup, Panca, dll (yang tak mungkin saya sebutkan satu - persatu) adalah orang - orang yang ada di kisah kehidupan saya. Sudah lama saya mengenal dan menerima kebaikan - kebaikan mereka. Ada yang sejak SMU, sejak tahun 2012, 2013 dll. Ucup mau antar jemput saya hampir setiap hari hanya untuk mengajak saya berkumpul dengan kawan - kawan lainnya ; padahal ia letih dari sibuk bekerja. Alaa, Ibrahim, Icang, dll sudah banyak berbuat baik kepada saya sehingga saya dapat merasakan ada Tuhan di hati mereka masing - masing. Semua kebaikan yang mereka lakukan semata - mata Tuhanlah yang menggerakkan.

Maka salah satu dari mereka sering saya panggil "Tuhan", terutama "Tuhan Ucup". Bukan berarti saya mengeyampingkan yang lain. Ya mau - mau saya saja menyebut "Tuhan Ucup". Apakah berarti saya menganggap Ucup adalah Tuhan? Jelas tidak. Di sinilah persoalannya, seringkali kita hanya mempermasalahkan hal - hal yang tidak penting untuk dipermasalahkan. Tuhan sangat boleh dipanggil dengan sebutan apa saja. Allah, Rahman, Fattah, Dinda, Cinta, dll sesuai kualitas batin Anda masing - masing. Karena yang kita sembah sesungguhnya adalah zat Tuhan. Bukan nama, sifat maupun perbuatan. Bagaimana saya tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam tubuh Ucup jika dia sering memberi saya makan dengan gratis? Bagaimana bisa saya tidak merasakannya juga pada tubuh Alaa, Ibrahim, Kury, Akbar, Dika, dll jika mereka sudah berbaik hati kepada saya? Coba jelaskan, dimana letak kesalahan saya?


Syekh Siti Jenar yang pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Husain ibn Mansur Al - Hallaj pernah dipanggil oleh Wali Songo untuk menghadap. Kemudian beliau berujar , "Lemah Abang tidak ada, yang ada Allah". Secara harfiah, Syekh Siti Jenar mengaku dirinya adalah Tuhan. Tetapi sesungguhnya ucapan tersebut adalah ucapan batiniah, Syekh Siti Jenar sadar bahwa segala gerak - gerik semesta dikendalikan oleh Sang Dalang. Rasulullah sendiri pernah bersabda "Aku adalah 'Arab (عرب) tanpa 'Ain (ع). Maksudnya Rab (رب). Dan aku adalah Ahmad (احمد) tanpa Mim (م) yang artinya Ahad (احد)". Apakah Rasulullah mengaku sebagai Tuhan? Tidak.

Tuhanku adalah Tuhan Ucup. Iya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Tuhan yang bersemayam di hati Ucup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun