Mohon tunggu...
Khanza Aqilla
Khanza Aqilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Saya adalah mahasiswa UGM yang senang menjelajahi banyak hal baru. mengirimkan artikel adalah hal baru yang saya sangat ingin coba

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengejar Mentari di Ujung Selatan Yogyakarta

13 September 2024   08:24 Diperbarui: 13 September 2024   08:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta merupakan kota nan indah dengan budaya dan destinasi wisatanya yang menarik bagi sebagian besar insan. Salah satunya adalah berpuluh-puluh pantai yang terletak di gunung ujung selatan kota budaya. Tempo lalu, aku dan teman-temanku berkunjung ke salah satu pantai disana. Suasana yang penuh ketenangan menyelimutiku saat itu. Dengan derai ombak yang memberkati telingaku. 

Kala itu, aku dan teman-temanku bergegas ke Pantai Mbuluk dini hari sebelum mentari muncul. Pantai Wediombo menjadi pilihan kami karena pantai ini viral di aplikasi Tiktok. Airnya yang jernih dengan perpaduan pasir putih menjadikan destinasi ini menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Perjalanan kami tak begitu menyenangkan karena rasa kantuk yang masih sangat terasa. Kegelapan dan dinginnya angin malam juga harus kami lewati demi melihat keindahan alam dengan mentari yang akan menampakkan dirinya. Selain itu, jalanan yang sepi dan berliku-liku serta menanjak juga membuat kami sedikit was-was. 

Perjalanan yang tidak begitu menyenangkan seolah tak begitu terasa karena rasa kebersamaan. Kami bersenandung selagi mendengarkan alunan musik dari beberapa artis. Kisah-kisah kami yang telah berlalu juga satu persatu saling kami ungkapkan. Pagi buta itu adalah dimana kami saling mengeratkan perasaan satu sama lain, momen ini membuat kami terasa lebih dekat dan menumbuhkan rasa kepercayaan satu sama lain. 

Singkat cerita, sampailah kami ke pantai tersebut. Perasaan damai muncul seketika setelah mendengar derai ombak. Setelah sekian lama hidup di tengah kebisingan kota, akhirnya kedamaian dapat aku rasakan disana. Disaat yang bersamaan, kami juga disajikan dengan kebersihan dan kerapihan yang dimiliki Pantai Mbuluk. Tak seperti pantai pada umumnya, pantai ini terdapat villa di atas tebing yang langsung menghadap ke laut, hal ini menambah atraksi pada kawasan tersebut yang membuat banyak wisatawan yang melirik untuk berkunjung ke pantai ini. Kami segera membentangkan alas di atas pasir putih khas pantai selatan. Sembari menunggu mentari muncul, kami mengabadikan momen itu menggunakan kamera vintage yang dimiliki oleh salah satu temanku, setelah berbagai macam pose kami lakukan, kami menikmati kemunculan mentari. 

Tidak lama setelah mentari naik, kami melanjutkan lagi mengumpulkan potret-potret ala gadis pulau dengan gaya berpakaian yang mirip dengan mereka. Akhirnya kami memiliki foto dengan latar belakang ombak dan mentari yang baru muncul, betapa manisnya. Di tengah keasyikan kami berfoto, perut kami satu persatu berbunyi yang menandakan rasa lapar. Setelah itu, kami menikmati cemilan dan buah-buahan yang kami beli sebelum sampai destinasi. Selain itu, kami juga membeli makanan di warung sekitaran. 

"Ibu, sejauh ini bagaimana pemasukan dengan berjualan disini?" Aku bertanya.

"Alhamdulillah, banyak wisatawan yang datang kesini, jadi jualan ibu ramai terus." Ucap pedagang tersebut.

Senyum terukir di wajah mereka ketika mereka bercerita mengenai pendapatan sehari-hari dari pengunjung pantai. Kami sangat betah berada disana, mengingat pelaku-pelaku pariwisata dan masyarakat disana yang sangat ramah-ramah dan menyambut pengunjung dengan baik.

Panas mentari terasa mulai menyengat di kulit, jam menunjukkan pukul 9 pagi, kami bergegas untuk kembali ke kota. Seakan tidak cukup dengan cemilan-cemilan tersebut, kami masih merasa lapar dan memutuskan untuk makan. Yogyakarta kota yang istimewa ini tak hanya terkenal dengan kebudayaannya dan destinasi nya saja, tetapi juga kuliner nya yang memanjakan lidah bagi setiap orang yang mencoba nya. Selama perjalanan menuju tempat makan tujuan kami, teman-temanku tertidur pulas. Perjalanan begitu lancar tanpa kemacetan sedikitpun.

Kami menaiki dua mobil berbeda yang saling beriringan melengkapi kisah indah perjalanan kami. Setelah perjalanan pulang yang panjang dan melelahkan sampailah kami di tempat kuliner tujuan kami. Iga Bakar Jogja adalah pilihan kami. Rumah makan iga yang sangat terkenal di Yogyakarta. Daging yang diolah menjadi sangat lembut dengan dilumuri bumbu yang sangat sedap membuat iga bakar ini menjadi andalan bagi banyak orang. 

Hari itu menjadi salah satu hari yang sangat berkesan bagiku. Pengalaman baru bersama orang-orang yang sebenarnya belum lama kukenal. Semenjak saat itu, kami menjadi sangat dekat dan tidak jarang bersenang-senang bersama. Selain itu, menatap mentari yang mulai bersinar sembari mendengar deburan ombak dan merasakan angin sepoi-sepoi merupakan perpaduan yang sempurna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun