Mohon tunggu...
Khansa Zhahira
Khansa Zhahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi Sastra Indonesia

Saya adalah seseorang yang gemar menulis dan suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keagungan dan Kekayaan Tradisi Arak-arakan khataman Qur'an di Desa Purworejo

28 Juni 2023   20:02 Diperbarui: 28 Juni 2023   20:04 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Arak-arakan khataman Qur'an di Desa Purworejo (Dokumen Hasil Pribadi)

Purworejo - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan modernisasi yang melanda kehidupan kita saat ini, masih ada beberapa desa di Indonesia yang tetap mempertahankan tradisi-tradisi budaya mereka. Salah satunya adalah Desa Purworejo, sebuah desa yang terletak di daerah pedesaan yang indah di Indonesia. Desa ini dikenal dengan tradisi Arak-arakan Khotmil Qur'an, sebuah perayaan keagamaan yang sangat dihormati dan dinanti-nantikan oleh penduduk desa.

Arak-arakan Khotmil Qur'an merupakan acara yang diadakan setelah seorang anak atau remaja desa berhasil menyelesaikan membaca Al-Qur'an selama periode tertentu, seperti 40 hari atau 100 hari. Tradisi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Allah atas keberhasilan mereka dalam menyelesaikan bacaan suci Al-Qur'an.

Acara Arak-arakan Khotmil Qur'an dimulai dengan persiapan yang matang oleh keluarga dan kerabat yang berada di sekitar desa. Rumah tempat tinggal anak yang telah menyelesaikan Khotmil Qur'an dihiasi dengan berbagai hiasan seperti kain-kain warna-warni, bunga-bunga, serta pita dan umbul-umbul yang menggantung di depan pintu. Selain itu, masjid atau langgar di desa juga ikut berperan penting dalam mempersiapkan acara ini.

Pada hari yang ditentukan, seluruh warga desa berkumpul di rumah anak yang merayakan Khotmil Qur'an. Mereka membawa berbagai macam makanan dan minuman sebagai ucapan selamat atas keberhasilan sang anak. Selain itu, mereka juga membawa Al-Qur'an dan membaca beberapa surah sebagai doa dan harapan agar sang anak tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran agama.

Setelah persiapan selesai, acara dimulai dengan diawali oleh pembacaan doa oleh seorang kyai atau tokoh agama desa. Kemudian, rombongan Arak-arakan Khotmil Qur'an berjalan kaki mengelilingi desa sambil membawa Al-Qur'an dan berbagai hiasan seperti payung warna-warni dan obor. Mereka berjalan dengan diiringi oleh musik tradisional seperti rebana atau kendang.

Selama prosesi arak-arakan, penduduk desa yang tidak ikut berjalan juga ikut memberikan ucapan selamat dan doa kepada sang anak. Mereka melemparkan bunga, uang, atau permen sebagai tanda kebahagiaan dan dukungan. Hal ini menjadi momen yang sangat berkesan bagi sang anak, karena mereka merasakan dukungan dan kebanggaan dari masyarakat sekitar.

Prosesi arak-arakan berakhir di masjid atau langgar, tempat yang suci dan sakral bagi umat Muslim. Di sini, semua orang berkumpul untuk melaksanakan shalat berjamaah dan menyampaikan doa bersama. Setelah itu, dilanjutkan dengan acara pengajian dan ceramah agama yang disampaikan oleh kyai atau tokoh agama desa.

Tradisi Arak-arakan Khotmil Qur'an Desa Purworejo tidak hanya menjadi ajang perayaan keagamaan semata, tetapi juga menjadi wujud kebersamaan dan kekompakan masyarakat desa. Mereka saling mendukung dan menjaga tradisi ini agar tetap lestari. Acara ini juga menjadi sarana untuk mengenalkan nilai-nilai agama Islam kepada generasi muda dan memperkuat ikatan keagamaan dalam masyarakat.

Melalui tradisi ini, Desa Purworejo menjaga kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki. Mereka menjadikan Arak-arakan Khotmil Qur'an sebagai identitas desa yang membanggakan dan menjadi daya tarik wisata religi bagi orang-orang di luar desa. Desa ini menjadi saksi dari kesinambungan generasi dalam menjalankan agama dan melestarikan tradisi luhur nenek moyang.

Dengan tetap menjaga dan melestarikan tradisi Arak-arakan Khotmil Qur'an, Desa Purworejo berperan sebagai penjaga api spiritual dan kearifan lokal. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi masyarakat di seluruh Indonesia untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun