Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine atau Arakan di Myanmar. Dikutip dari kompasmedia,suku Rohingya adalah mayoritas muslim.Mereka diusir setelah mengalami diskriminasi akibat agama dan bentuk fisik yang berbeda dari masyarakat Myanmar.
 Setelah itu,mereka akhirnya mengungsi ke daerah terdekat seperti Indonesia,malaysia dan lain sebagainya.
 Sebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki rasa peduli dan iba terhadap sesama manusia yang dilanda kesulitan. Namun perlu digarisbawahi bahwa atas nama menolong tentu dilakukan sesuai dengan kemampuan kita.
 Lantas bagaimanakah dengan negara kita yang dikirimi banyak pengungsi untuk diselamatkan sementara di negara sendiri masyarakat masih banyak yang kesulitan untuk membiayai hidup sehari-hari.? Apakah Indonesia kali ini akan terjajah kembali akibat besarnya rasa peduli.? Haruskah kita yang menampung mereka?.
 Hal ini menjadi pertanyaan besar dan terus membayang diantara pikiran masyarakat, mengingat Indonesia sudah pernah melalui kejadian traumatis di masa penjajahan dahulu. Kebaikan dan keramahan Indonesia malah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,negara kita dijajah tanpa henti,pergi satu penjajah datang penjajah lain.
 Di satu sisi kita mungkin merasa mereka mengalami hal yang sama dengan yang dialami nenek moyang kita dahulu. Namun jika dipikir kembali, apakah kita akan siap seandainya dijajah kembali?.
 Dengan melihat respon yang mereka lontarkan setelah diberi bantuan serta kericuhan yang mereka sebabkan di tengah warga,apakah kita masih yakin sebuah tindakan kebenaran jika pemerintah memberi tunjangan hidup yang melebihi gaji honorer dan bahkan akan memberikan sebuah pulau dengan alasan kemanusiaan?.
 Tindakan penulis ini tidak bermaksud menyuarakan sebuah propaganda negatif,menyebar ujaran yang tidak etis.
 Berdasarkan komentar -komentar warganet di berbagai media sosial dan halaman komentar berbagai artikel,banyak warganet yang berpendapat serupa.
 Mungkin masyarakat yang juga sepemikiran pernah bertanya-tanya "Apakah Indonesia memiliki kewajiban untuk menampung hidup mereka.?"
 Jawabannya adalah tidak. Dilansir dari Antara news, juru bicara kementerian luar negeri lalu, Muhammad Iqbal menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi apalagi memberi solusi permanen bagi para pengungsi.Â