Perilaku ramah lingkungan menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan bumi. Tindakan ramah lingkungan merupakan wujud kesadaran manusia untuk meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melaksanakan program-program ramah lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Adapun program yang dapat dilakukan adalah melakukan budidaya lebah Klanceng (Trigona spp.), yang selain memberikan manfaat ekonomi, juga mendukung kelestarian ekosistem.
Lebah Klanceng dikenal sebagai serangga kecil tanpa sengat yang memiliki peran penting dalam ekosistem. Lebah ini menghasilkan madu dan propolis dengan nilai ekonomi dan kesehatan yang tinggi. Permintaan pasar terhadap madu klanceng semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun internasional. Menariknya, budidaya lebah Klanceng tidak membutuhkan lahan luas atau perawatan yang rumit, sehingga bisa dilakukan di pekarangan rumah. Keberhasilan budidaya ini sangat bergantung pada ketersediaan pakan, yang berasal dari berbagai tanaman berbunga seperti bunga matahari dan air mata pengantin.Â
Di Dusun Tanen, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, kelompok Hibah MBKM dari Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) melaksanakan program bertema "Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Budidaya Lebah Madu Klanceng sebagai Upaya Menambah Pendapatan Masyarakat." Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budidaya lebah klanceng, sekaligus mendorong penerapan perilaku ramah lingkungan.
Â
Tahapan awal budidaya lebah Klanceng dimulai dengan memastikan ketersediaan pakan. Tanaman berbunga dipersiapkan melalui proses pemilihan benih, penyemaian, hingga penanaman di lahan yang telah diolah. Dalam mengolah lahan, metode ramah lingkungan menjadi prioritas. Tanah digemburkan secara manual dan dibersihkan dari gulma tanpa menggunakan bahan kimia. Nutrisi tanaman diberikan melalui pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos, yang tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.Â
Salah satu inovasi dalam kegiatan ini adalah pengelolaan limbah organik. Sampah seperti rumput liar yang dihasilkan saat pembersihan lahan tidak dibakar, melainkan diolah menjadi kompos alami. Langkah ini membantu menciptakan siklus alami di mana bahan organik kembali ke tanah dalam bentuk yang bermanfaat. Setelah tanaman berbunga siap, koloni lebah klanceng ditempatkan di area budidaya.
Â
Meskipun budidaya lebah Klanceng tergolong mudah, tantangan tetap ada. Hama seperti semut, cicak, laba-laba, dan burung sering kali mengganggu koloni lebah. Untuk mengatasi masalah ini, metode alami digunakan, seperti menempatkan air di bawah penyangga rumah lebah agar semut tidak bisa naik. Cara ini efektif dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak ekosistem sekitar.
Program budidaya lebah Klanceng ini juga sejalan dengan salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yakni tujuan ke-15, yang berfokus pada perlindungan ekosistem daratan. Penanaman tanaman berbunga tidak hanya menyediakan pakan bagi lebah tetapi juga membantu memperbaiki kualitas udara, mencegah erosi tanah, dan melestarikan keanekaragaman hayati.
Melalui program Budidaya Lebah Klanceng, masyarakat Desa Kemuning tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi berupa madu dan propolis tetapi juga memahami pentingnya menjaga lingkungan dan memperoleh pengetahuan terkait literasi ekologi dan lingkungan. Melalui literasi ekologi dan lingkungan, masyarakat dibekali pengetahuan untuk berpikir kritis dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan, serta mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.