Mohon tunggu...
Khansa Nabila
Khansa Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Gizi Universitas Airlangga

Yeyy

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting Menuju Generasi Lebih Sehat

5 Januari 2025   10:42 Diperbarui: 5 Januari 2025   10:42 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diperlukannya gizi yang cukup untuk setiap anak agar mengurangi dampak menurunnya proses perkembangan pada anak. Perkembangan fisik pada anak ditentukan oleh asupan gizinya sejak dini. Menurut WHO batasan anak yang terganggu pertumbuhannya jika tinggi badan terhadap usianya lebih dari dua standar deviasi di bawah standar menengah pertumbuhan anak WHO. Stunting merupakan salah satu kondisi gagalnya perkembangan fisik anak berdasarkan pertumbuhan tinggi badan yang kurang optimal. Saat ini stunting adalah permasalahan yang sangat serius di bidang kesehatan masyarakat terutama pada anak-anak. Perlunya peran penting seorang ibu dan keluarga dalam pengasuhan yang tepat agar memenuhi gizi yang baik pada anaknya. Perlunya asupan gizi yang baik bagi ibu hamil agar bayi yang dikandung tercegah dari risiko stunting.

Mengapa sampai sekarang kasus stunting masih ada? Karena pada dasarnya penyebab awalnya masih terus terjadi sampai saat ini. Stunting dapat disebabkan oleh seluruh aspek di dalam kehidupan ini. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan juga kemiskinan. Lingkungan merupakan pengaruh terbesar dari stunting, dikarenakan kurangnya edukasi sang ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, kurangnya pendekatan masyarakat tentang asupan gizi yang memadai bagi anak terutama dalam 1000 hari pertama. Jika asupan gizi sang anak terpenuhi maka anak akan tercegah dari risiko stunting.

Stunting berdampak buruk bagi anak yaitu dapat menurunkan kemampuan kognitif dan intelektual pada anak. Jika anak terus tumbuh secara stunting maka dapat menurunkan prestasi dan kualitas bangsa. Tidak hanya itu hal tersebut dapat menurunkan sumber daya manusia yang unggul yang produktif di masa yang akan datang. Anak dalam kondisi stunting juga rentan terhadap penyakit terutama penyakit degeneratif (penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia). Konsekuensi terburuk, dari stunting ini adalah meningkatnya kematian dan kesakitan anak.

Upaya pencegahan stunting harus dengan sigap dilakukan guna meningkatkan kualitas hidup setiap anak. Banyak sekali upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, pencegahan ini dimulai dari ibu hamil yang perlu menjaga makanannya agar tetap sehat dan memiliki gizi yang seimbang. Karena pertumbuhan sang janin tergantung pada apa yang dikonsumsi oleh calon ibu. Perlunya edukasi lebih lanjut atas pentingnya pemenuhan gizi seimbang terutama pada daerah terpencil, Memastikan terpenuhinya kebutuhan imunisasi pada anak dan pemeriksaan rutin agar dapat mendeteksi sejak dini agar mengurangi risiko dari stunting tersebut.

Referensi

Rusliani, N., Hidayani, W. R., & Sulistyoningsih, H. (2022). Literature review: faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Buletin ilmu kebidanan dan keperawatan, 1(01), 32-40.

Noorhasanah, E., & Tauhidah, N. I. (2021). Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting anak usia 12-59 bulan. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 4(1), 37-42.

Komalasari, K., Supriati, E., Sanjaya, R., & Ifayanti, H. (2020). Faktor-faktor penyebab kejadian stunting pada balita. Majalah Kesehatan Indonesia, 1(2), 51-56.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun