Mohon tunggu...
KHANSA NAILAL
KHANSA NAILAL Mohon Tunggu... Editor - editor

saya suka berbisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Negatif dari Penyebaran Informasi Palsu di Internet

11 November 2024   01:12 Diperbarui: 11 November 2024   01:14 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sekarang kita sudah hidup di zaman serba digital, dari mulai bidang Pendidikan, Bisnis, Kesehatan, bahkan untuk bayar pajak saja kita sudah bisa melakukannya secara jarak jauh (Digital). Namun Penyebaran informasi palsu di internet ini sedang merajalela, yang sering kali disebarkan melalui platform media sosial dan situs web, telah menjadi masalah global yang semakin mendalam. Meskipun kemajuan teknologi informasi memberikan banyak manfaat, dampak negatif dari informasi palsu atau hoaks dapat merusak masyarakat dan individu secara signifikan. Artikel ini membahas dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyebaran informasi palsu di dunia maya, termasuk pengaruhnya terhadap persepsi publik, polarisasi sosial, dan merosotnya kepercayaan terhadap media dan institusi.

Menurut KBBI, hoaks adalah sebuah informasi yang tidak benar. Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah, Septiaji Eko Nugroho, menjelaskan bahwa hoaks adalah sebuah informasi yang direkayasa. Informasi tersebut dibuat untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Selain itu, hoaks juga upaya untuk memutar balikan fakta.

Media Sosial memang sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial Masyarakat, tidak hanya di Indonesia saja, melaikan hampir di seluruh dunia. Media Sosial adalah pusat seluruh informasi, bahkan media sosial juga bisa menciptakan lapangan kerja, namun Media Sosial dapat menjatuhkan nama yang baik menjadi buruk dan sebaliknya. Begitu pula dengan penerimaan dan penyebaran pesan-pesan, kebanyakan masyarakat hanya berfungsi untuk menerima dan menyebar luaskan informasi tersebut, sedikit sekali yang memahami dan memastikan apakah informasi itu akurat atau tidak. Mudahnya penyebaran informasi palsu disuatu daerah tertentu salah satu penyebabnya adalah kurangnya membangun relasi antara masyarakat yang satu dengan lainnya sehingga mereka tidak mampu mem-pertanggungjawabkan karena tidak tahu karakteristik orang yang menyebarkan informasi tersebut. Hal ini akan berdampak kepada Masyarakat apalagi bagi mereka yang tidak paham dengan teknologi yang ada, mereka akan menelan mentah-mentah informasi yang mereka dapatkan dan menganggap informasi tersebut benar.

Media Sosial seperti Instagram, facebook, dan twitter biasanya menjadi tempat dimana berita hoaks bermunculan dan cepat menyebar karena hampir seluruh anak remaja di Indonesia menggunakan ketiga platform tersebut. Untuk mengetahui perbedaan antara berita hoaks dan tidak yaitu dengan cara terdapat ciri-ciri pada berita hoaks seperti mengandung judul yang ber-unsur provokatif yang bertujuan untuk menarik minat baca masyarakat, biasanya juga isinya hanyalah opini-opini dan minim fakta bahkan tidak jelas sumbernya darimana. Sedangkan jika informasi yang benar selalu mencantumkan sumbernya dengan jelas.
 
Dampak dari penyebaran informasi palsu diantaranya adalah bisa mengurangi kepercayaan publik, mengancam kesehatan masyarakat, mengganggu hubungan antar masyarakat, mempengaruhi keputusan pribadi maupun sosial, dll. Secara keseluruhan, penyebaran berita hoaks memberikan dampak yang sangat luas dan merusak berbagai aspek kehidupan. Upaya meningkatkan pentingnya literasi digital sangat diperlukan untuk kemajuan bangsa negara kita.

Di era digital, meskipun teknologi membawa kemudahan di berbagai sektor, penyebaran informasi palsu atau hoaks juga semakin merajalela, terutama melalui media sosial. Hoaks dapat merusak persepsi publik, memperburuk polarisasi sosial, dan menurunkan kepercayaan terhadap media serta institusi. Banyak masyarakat, khususnya remaja, yang dengan cepat menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya, memperburuk dampak hoaks. Untuk mengatasi hal ini, literasi digital sangat penting agar masyarakat dapat membedakan informasi yang benar dan palsu. Salah satu cara mengidentifikasi hoaks adalah dengan memeriksa sumber informasi dan menghindari judul yang provokatif. Dengan meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam menyaring informasi, kita dapat meminimalisir dampak negatif hoaks di masyarakat.

Refrensi

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/21651/1/Insan%20Fadilah%2C%20150401108%2C%20FDK%2C%20KPI%2C%20085260204905%20%281%29.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/jpbb/article/download/3201/2471/11387&ved=2ahUKEwifv9m8nNGJAxVUR2wGHU9zNC4QFnoECAgQAQ&usg=AOvVaw22O6JeOxUglFe__gY_2fHU

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/download/2540/pdf/6159&ved=2ahUKEwifv9m8nNGJAxVUR2wGHU9zNC4QFnoECAcQAQ&usg=AOvVaw0g7knN06-qWEfxxbxFVsA2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun