Televisi merupakan bentuk budaya audio visual yang berkembang dari budaya audio (berupa bahasa lisan) dan budaya visual. Dawyer (1988) dalam Hermansyah menjelaskan, sebagai media audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar TV walaupun hanya sekali ditayangkan. Efek yang diterima masyarakat dari tayangan televisi menempel secara cepat dan kuat. Disisi lain, sebagai perusahaan profit, televisi sangat terikat pada periklanan dan rating sehingga seringkali terjebak pada situasi yang melanggar norma dan nilai masyarakat. Pada akhirnya televisi menjadi agen budaya popular yang pada saat yang sama merupakan komoditas dari industri budaya yang berakar pada kapitalisme.
Bisa dipastikan bahwa di setiap rumah tangga hampir semuanya memiliki televisi, bahkan sangat mungkin terjadi di setiap rumah memiliki televisi lebih dari satu buah. Kehadiran televisi di tengah-tengah masyarakat sedikit banyak memberi pengaruh kedalam kehidupannya. Televisi merupakan media audio visual yang mampu menjangkau daerah-daerah yang jauh secara geografis.
Televisi merupakan alat penyebar informasi yang paling memasyarakat dan menjadi konsumsi semua kalangan dalam intensitas waktu yang lama. Perkembangan televisi dewasa ini menunjukkan bahwa televisi juga telah menjadi suatu industri dimana tayangan-tayangannya menjadi komoditas hiburan yang hanya berorientasi pada uang. Karena hal tersebut, maka tak jarang tayangan televisi saat ini semakin tidak mencerminkan perannya sebagai alat pendidikan bagi masyarakat.
Televisi kini bukan hanya sebuah alat media massa yang menyebarkan suatu informasi tertentu kepada masyarakat namun telah berkembang menjadi suatu industri hiburan yang sangat menjanjikan sebagai ladang investasi. Hal ini ditandai dengan munculnya beragam stasiun televisi swasta yang berlomba-lomba menyajikan banyak variasi acara hiburan untuk masyarakat yang lebih mementingkan rating daripada melaksanakan fungsi sebagai media pendidikan. Sehingga tak heran jika akhirnya acara-acara televisi lebih didominasi dengan acara hiburan.Â
Sebelumnya, dunia pertelevisian dimonopoli oleh TVRI sebagai satu-satunya stasiun TV nasional dan merupakan alat strategis pemerintah dalam mengendalikan pemerintahan di segala aspek, mulai dari sosial, ekonomi, hingga politik.
Tayangan televisi banyak yang sudah tidak sesuai dengan tatanan nilai budaya dalam masyarakat. Melalui penggunaan bahasa dan gambar sebagai sistem simbol yang utama, tayangan televisi mampu menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suatu realitas. Tanpa sadar kita digiring oleh definisi yang ditanamkan media. Secara tidak langsung hal itu membuat kita mengubah definisi kita atau menubah asumsi kita terhadap suatu masalah.
PENGARUH TELEVISI AGAMA TERHADAP MASYARAKAT
Kedudukan Televisi dalam Kehidupan Sosial Masyarakat
Didukung dengan beragam kemajuan teknologi semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses siaran televisi, menjadikannya sebagai salah satu media massa yang paling banyak di akses oleh masyarakat.. Menurut James Lull dalam Mulyana (2008), televisi merupakan medium sosial yang memungkinkan anggota khalayak berkomunikasi dan mengkonstruksi strategi untuk memperoleh tujuan pribadi dan sosial secara luas. Karena itu, tayangan televisi akan memberi efek yang lebih kuat daripada media lainnya. Tayangan televisi lebih mampu menembus bawah sadar manusia, menggerakkan manusia untuk melakukan berbagai aksi, baik dalam arti positif atau negatif.
Maka dari itu perlu ada kesadaran dari masyrakat sendiri bagaimana cara memilah milih atau mem filter tontonan yang akan mereka tonton. Tidak hanya dengan cara itu, kita sebagai agama dengan mayoritas terbanyak di Indonesia tentunya juga harus memiliki andil dalam dunia pertelevisian di negara ini. Seperti TV Muhammadiyah atau yang biasa disebut dengan tvmu yang mana tvmu ini menyajikan acara dan berita yang tentunya sangat dekat dengan nilai- nilai ke islaman. Yang mana pada zaman sekarang nilai moral pada masyarakat indonesia sendiri sudah sangat hancur karena arus budaya barat. Karena masyarakat zaman sekarang beda dengan masyarakat zaman dulu , begitupun cara dakwah para pendakwah pun harus bisa mengikuti gaya masyarakat zaman sekarang yang menggunakan teknologi agar dapat di minati bagi kalangan anak muda khususnya.
Nama : Khansa Alifatun Nabila
NIM : 20210110400092