Mohon tunggu...
Sofia Khansa
Sofia Khansa Mohon Tunggu... Sekretaris - Secretary

Menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Keadilan Sosial dalam Transisi Energi: Mewujudkan Transisi Berkeadilan di Indonesia

2 Mei 2024   12:30 Diperbarui: 2 Mei 2024   14:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transisi berkeadilan menggambarkan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat dan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan, sambil memperjuangkan keadilan sosial bagi semua individu yang terlibat. Pemerintah memegang peran sentral dalam memastikan bahwa perubahan ini memberikan dampak positif yang maksimal sambil meminimalkan efek negatif terhadap masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Sementara krisis iklim mempercepat dorongan ini, perlu diingat bahwa beberapa komunitas masih bergantung pada sektor-sektor tradisional seperti batu bara.

Konsep transisi berkeadilan, yang dijelaskan oleh Jakob dan Steckel pada tahun 2016, bertujuan untuk menyatukan kebutuhan masyarakat yang paling rentan dengan upaya menjaga stabilitas lingkungan. Pendekatan ini diakui sebagai solusi untuk mengatasi masalah-masalah seperti pengangguran, kerusakan lingkungan, dan ketidaksetaraan. Dengan mengalihkan fokus ke energi terbarukan, transisi ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga mendukung perlindungan lingkungan dan akses yang lebih merata terhadap energi bersih.

Kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, bisnis, organisasi non-pemerintah, komunitas sipil, sektor swasta/umum, media, dan masyarakat umum, menjadi kunci dalam membangun kebijakan inklusif dan memastikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

Transisi berkeadilan bukan hanya tentang mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, tetapi juga tentang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan. Berkeadilan sosial menjadi pondasi bagi masyarakat yang ingin merasakan manfaat sumber daya tanpa diskriminasi. Namun, ketidaktahuan terhadap isu ini dapat mengakibatkan ketimpangan ekonomi yang semakin besar, akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta hambatan dalam mobilitas sosial.

Meskipun ada tantangan seperti struktur ekonomi yang tidak merata, kebijakan yang tidak konsisten, dan perlawanan dari pihak yang merasa terancam, peran pemerintah dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam memfasilitasi transisi ini.

Contoh dari berbagai negara menunjukkan tantangan dan keberhasilan dalam transisi ke ekonomi yang lebih hijau. Misalnya, Jerman berhasil meningkatkan penggunaan energi terbarukan meskipun dengan biaya yang lebih tinggi, sementara Afrika Selatan berhasil dalam pelatihan ulang pekerja ke sektor yang lebih berkelanjutan.

Di Indonesia, daerah penghasil batubara seperti Kabupaten Paser di Kalimantan Timur dan Kabupaten Muara Enim di Sumatera Selatan memiliki potensi untuk bertransisi ke energi bersih, tetapi masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan kewenangan pemerintah daerah.

Pentingnya pekerjaan hijau dalam transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan menunjukkan perlunya fokus pada transformasi pekerjaan yang ramah lingkungan bagi semua lapisan masyarakat.

Dengan kesadaran akan kebutuhan akan keadilan dan kesetaraan, serta melalui kebijakan inklusif, investasi pemerintah, dan partisipasi masyarakat, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan adil bagi semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun