Bagi para orang tua dan guru kita harus memahami apa itu tentang intelegent, bakat, talenta dan kreativitas agar nantinya kita tidak salah dalam menstimulus mereka. Dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang berhubungan yaitu inteligensi, bakat, talenta dan kreativitas. Inteligensi merupakan kemampuan potensial umum (general potential ability). Bakat merupakan kemampuan potensial khusus (specific potential ability). Talenta merupakan kinerja yang terlihat dan membutuhkan latihan tertentu. Sedang kreativitas berhubungan dengan kemampuan dan pola mendekati masalah dengan cara yang berbeda (Purwanto, 2010). Inteligensi adalah  aplikasi dari kemampuan kognitif dan pengetahuan untuk belajar menyelesaikan masalah dan mencapai  nilai akhir yang akan dihargai oleh individual atau lingkungan budaya. Inteligesi dilihat dari perspective:
- Evolutionary perspective, intelegensi adalah suatu kemampuan  untuk memecahkan masalah  yang berhubungan dengan adaptasi.
- Behavior perpective, intelegensi adalah  suatu  kapasitas untuk mencapai tujuan adaptif dalam prilaku.
- Cognitive perspective, intelegensi adalah suatu proses nalar  yang diterapkan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan.
Bakat (Aptitude) diartikan sebagi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud. Dalam hal ini bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang (Kurniati, 2004). Menurut Pella dan Inayati (2011:25) Talent adalah faktor pembeda kinerja organisasi. Talenta adalah sesuatu yang dimiliki oleh sesorang yang dibangun dan dibina melalui program pelatihan dan pengembangan oleh suatu organisasi untuk proses jangka panjang mampu meningkatkan kinerjanya sehingga dapat menjadi pendorong dibalik kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi. Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu. menurut Slameto (1995) bahwa faktor kreativitas siswa berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini menurut Nana (2004), disebabkan siswa yang kreatif mempunyai kepribadian seperti belajar lebih mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, mempunyai motivasi yang tinggi, optimis, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, dan kaya akan pemikiran (Kenedi, 2017).
Sebelum kita menstimulus bakat, talenta dan kreatifitas anak yang pertamakali perlu kita ketahui adalah macam-macam kecerdasan (intelegent) yang dimiliki anak. Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner, Â yaitu:Â
- Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence) adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing.
- Kecerdasan logis matematis (Logical -- Mathematical Intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan  logical--mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, dan suka membuat perkiraan(Amir,2013).
- Kecerdasan visual spasial (Visual -- Spatial Intelligence) adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual -- spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut.
- Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily -- Kinesthetic Intelligence) adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan bodily -- kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
- Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence) adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik(Amir,2013).
- Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi.
- Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal Intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intrapersonal  yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik
- Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence) adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Anak-anak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia yang sangat dini.
- Kecerdasan eksistensial (Existence Intelligence) adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan oleh Gardner pada tahun 1999 (Amir,2013).
Setelah guru dan orang tua mengetahui kecerdasan paling menonjol yang dimiliki anak. Orang tua dan guru bisa memberi stimulus yang baik pada kecerdasan tersebut sehingga dapat di arahkan menjadi bakat. Dalam hal ini orang tua dan guru harus sangat berhati-hati karena jika gagal potensi bakat yang dimiliki anak bisa saja hilang karena tidak terstimulus dengan baik.
by milla pristianti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H