Mohon tunggu...
Habibah Khansa Fatimah
Habibah Khansa Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

"Tidak ada kata tidak bisa karena semua dipelajari"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahsinul Qiro'ah Upaya Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur'an di Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur

25 Desember 2023   13:17 Diperbarui: 25 Desember 2023   13:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kegiatan Tahsinul Qiro’ah di Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (Dokpri)

(25 Agustus 2023). Kegiatan tahsinul qiro’ah di desa Tanah Wulan merupakan kegiatan rutin setiap dua kali dalam satu minggu yakni pada hari Senin dan Kamis yang bertempat di beberapa musholla serta diikuti oleh masyarakat desa Tanah Wulan khususnya ibu-ibu dan lansia. Kegiatan tahsinul qiro’ah ini sudah berjalan satu tahun lebih semenjak April 2022 lalu yang berlangsung hingga saat ini.

Yayuk Susilawati selaku koordinator tahsinul qiro’ah di desa Tanah Wulan menyampaikan bahwa yang melatar belakangi adanya kegiatan ini adalah adalah keprihatinan terhadap banyaknya masyarakat yang masih belum bisa membaca al-qur’an dan sebagian mampu membaca al-qur’an namun tidak sesuai dengan kaidah tajwid, sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini masyarakat mampu membaca al quran dengan kaidah tajwid yang benar, menumbuhkan semangat menuntut ilmu tanpa mengenal batas usia, serta dapat menjalankan peran al umm madrasatul ula (ibu sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya) yakni dengan  mengajarkan bacaan al-qur’an yang baik benar kepada anak cucunya.

Metode yang diterapkan pada tahsinul qiro’ah ini adalah metode talqin, di mana pengajar mendiktekan bacaan  ayat al-qur’an kepada peserta kemudian peserta mengikuti dengan mengulang kembali bacaan ayat al-qur’an yan telah didektekan oleh pengajar. Kitab yang menjadi rujukan materi pada tahsinul qiro’ah ini adalah kitab Wafa terbitan Yayasan Syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) yang mana kitab ini juga dipakai oleh beberapa pesantren di Jawa Timur.

Pada tahsinul qiro’ah ini terdapat dua kelompok yakni, kelompok ula dan kelompok wustho. Kelompok ula berisi peserta yang masih sangat awam dengan al-qur’an, sehingga perlu bimbingan yang lebih intensif mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, serta pengenalan harakat dan cara bacanya. Sedangkan kelompok wustho berisikan peserta yang sudah mengenal al-qur’an namun masih memerlukan bimbingan supaya bacaan al-qur’annya semakin baik dan sesuai dengan kaidah tajwid.

Nurul Laila seorang pengajar dalam kegiatan tahsinul qiro’ah di desa Tanah Wulan menyampaikan bahwa kesuliatan terbesarnya dalam mengajar adalah bagaimana memperbaiki bacaan al qura’an orang terdahulu dengan  yang terbiasa membaca al qur’an miring, seperti contoh huruf ha dibaca he sehingga dapat menyesuaikannya dengan kaidah bacaan tajwid al qur’an yang baik dan benar. Namun kesulitan tersebut tidak lantas membuat Laila menjadi patah semangat untuk terus mengajar dalam kegiatan tahsinul qiro’ah ini, mengingat tujuan mengajarnya yakni untuk menggapai ridho Allah dengan membantu masyarakat supaya bisa membaca al-qur’an dengan kaidah tajwid yang baik dan benar. Laila berharap peserta pada kegiatan tahsinul qiro’ah ini akan semakin bertambah banyak serta masyarakat kedepannya semakin sadar akan pentingnya membaca al qur’an dengan kaidah tajwid yang baik dan benar.

Buyut Win seorang peserta dalam kegiatan tahsinul qiro’ah di desa Tanah Wulan menyampaikan kesannya selama mengkuti kegiatan kegiatan ini “Saya sangat senang dan berterima kasih dengan adanya kegiatan tahsinul qiro’ah di desa Tanah Wulan ini yang telah mewadahi kami para lansia dan ibu-ibu sehingga membuat kami yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, membantu kami memperbaiki bacaan al-qur’an, dan membuat kami tidak lagi malu belajar al-qur’an karena di sini kami bertemu dengan orang-orang yang sudah sama-sama lanjut usia namun masih semangat belajar al-qur’an dari dasar”. Buyut Win juga berharap kegiatan seperti ini akan terus berjalan dan berkembang di desanya.

Kegiatan tahsinul qiro’ah sebagai upaya pemeberantasan buta huruf al-qur’an seperti yang telah dilaksanakan di desa Tanah Wulan ini sudah seharusnya dan dapat diterapkan di daerah-daerah lain, mengingat betapa pentingnya membaca al-qur’an dengan kaidah tajwid yang baik dan benar bagi umat muslim sehingga bisa mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun