Mohon tunggu...
Khansa Biantari Alika
Khansa Biantari Alika Mohon Tunggu... Lainnya - A science student

0000

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aktivitas Biologis Minyak Cengkeh

28 Desember 2020   22:00 Diperbarui: 28 Desember 2020   22:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(medicalnewstoday.com)

Sejak zaman dahulu, cengkeh telah digunakan sebagai agen analgesik dan antiseptik untuk perawatan gigi. Cengkeh juga digunakan sebagai stimulan, karminatif, agen antelmintik alami, aplikasi topikal untuk menghilangkan rasa sakit juga untuk mempercepat penyembuhan dan digunakan sebagai wewangian serta penyedap rasa.

Minyak cengkeh dapat diperoleh dari kuncup, daun dan batang tanaman dengan warna, rasa dan komposisi kimia yang berbeda. Kuncup bunga minyak cengkeh merupakan bagian dari tanaman cengkeh dengan kualitas minyak atisri paling baik yang tersusun atas komponen utama yaitu eugenol, β-caryophyllene, dan eugenol asetat. Komposisi minyak atsiri dapat bervariasi akibat faktor genetik atau spesies, kodisi iklim dan wilayah geografis, teknik budidaya dan perbedaan metode ekstraksi antar studi. Metode ekstraksi yang digunakan dapat berupa dislitasi uap dan air atau dengan ekstraksi pelarut.

Berbagai bahan alami turunan tumbuhan seperti ekstrak dan minyak atsiri mempunyai peran penting karena produk tumbuhan memiliki banyak keserbagunaan dan bagian tumbuhan yang berbeda menyediakan kumpulan senyawa fitokimia yang memiliki spektrum aktivitas biologis yang luas. Oleh karena itu, minyak atsiri cengkeh memiliki berbagai aktivitas farmakologis dan biologis yang luas. Minyak cengkeh memiliki beragam manfaat dalam bidang medis diantaranya antijamur, antioksidan, antiinflamasi, antikanker dan antibakteri.

  • Antijamur

Kandungan senyawa kimia pada minyak cengkeh diketahui menunjukkan sifat antijamur terhadap jamur patogen salah satunya Candida sp. menurut penelitian yang telah marak dilakukan. Pada penelitian oleh Najla dan Kakshan (2017), aktivasi antijamur Candida ditentukan melalui penghambatan pembentukan tabung benih atau germ tube dengan hasil minyak cengkeh lebih efektif dibandingkan dengan antibiotik sintetis antimikotik fluocanazol. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Kamalpret et. al (2019), senyawa turunan eugenol yaitu eugenol asetat dan eugenol benzoate efektif terhadap jamur patogen Fusarium moniliforme, Helminthosporium oryzae dan Rhizoctonia solani.


  • Antioksidan

Minyak atsiri cengkeh menunjukkan potensi antioksidan karena adanya berbagai senyawa terpenoid dan fenolik. Pengujian dilakukan dengan uji DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) dan oksida nitrat (NO). Senyawa fenol (eugenol) dapat melakukan transfer elektron atau atom hidrogen dengan menetralkan radikal bebas, yaitu dengan menghalangi proses oksidatif.


  • Antiinflamasi

Antiinflamasi atau anti peradangan berkaitan erat dengan sifat antiproliteratif dan apoptosis pada sel kanker karena secara signifikan menurunkan tingkat biomarker dengan sifat dose dependent. Oleh karen itu, studi tentang antiinflamasi tersebut mendukung sifat antikanker.

  • Antikanker

Minyak cengkeh dan eugenol telah terbukti memiliki sifat antikanker terhadap sel kanker payudara, kolorektal, paru-paru dan leukemia. Sifat antikanker dari minyak cengkeh ditunjukkan dengan pengaruhnya terhadap kontrol siklus sel dan kemampuan antiproliteratif sel kanker.


  • Antibakteri

Ekstrak cengkeh diketahui memiliki keefektifan antimikroba dan digunakan dalam berbagai sediaan makanan sebagai penambah rasa dan obat herbal. Ekstrak etanol cengkeh berpotensi menghambat efektivitas pertumbuhan dan multiplikasi bakteri Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escherichia coli, Proteus mirabilis, dan fitopatogen Erwinia carotovora.

Sehingga dapat diketahui bahwa eugenol dapat menjadi kandidat yang menjanjikan baik dalam penelitian in vivo maupun in vitro, namun masih diperlukan pengujian sebelum dapat dilanjutkan ke tahap uji klinis walaupun komponen minyak cengkeh terutama eugenol tidak memiliki risiko genotoksik jangka panjang dan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai pengobatan kemoterapi.

Referensi

Kamalpreet Kaur, Sonia Kaushal & Ritu Rani. (2019). Chemical Composition, Antioxidant and Antifungal Potential of Clove (Syzygium aromaticum) Essential Oil, its Major Compound and its Derivatives, Journal of Essential Oil Bearing Plants, 22:5, 1195-1217, doi: 10.1080/0972060X.2019.1688689

Najla Alshaikh dan Kahkashan Perveen. (2017). Anti-candidal Activity and Chemical Composition of Essential Oil of Clove (Syzygium aromaticum). Journal of Essential Oil Bearing Plants, 20:4, 951-958, doi: 10.1080/0972060X.2017.1375867

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun