Mohon tunggu...
Khansa Atha
Khansa Atha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Brawijaya yang sedang melakukan KKN di Desa Dadaplangu, Kec. Ponggok, Kab. Blitar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tingkatkan Kesuburan Tanah dan Hasil Panen, Mahasiswa KKN FP UB Ajak Petani Desa Dadaplangu Buat Pupuk Organik Kompos dari Limbah Rumah Tangga

25 Juli 2024   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2024   07:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi, 2024)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya bersama kelompok tani Mardi Mulyo melaksanakan kegiatan pemanfaatan kotoran ayam, batang pisang, dan limbah rumah tangga sebagai bahan pembuatan pupuk kompos di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, pada hari Rabu (10/7/2024).

Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu rumah warga Desa Dadaplangu dan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga selesai. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan petani Desa Dadaplangu dalam pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan-bahan yang terdapat di sekitar Desa Dadaplangu, seperti kotoran ayam, batang pisang, dan limbah rumah tangga.

Jeremiah Binsar Pangabean, salah satu perwakilan mahasiswa, memaparkan materi mengenai proses pembuatan pupuk kompos organik. Dalam praktiknya, mereka mencampurkan kotoran ayam, batang pisang, dan limbah rumah tangga seperti sisa sayuran serta penambahan EM4 dan molase. 

"Dengan mengajak masyarakat terlibat langsung dalam proses pembuatan pupuk kompos, diharapkan agar petani paham dan dapat mengimplementasikannya di lahan mereka untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen, sekaligus mengurangi penggunaan bahan kimia," ujar Jeremiah Binsar Pangabean.

Pada saat pembuatan pupuk, warga sangat antusias dan senang karena bisa memanfaatkan kembali sampah rumah tangga yang dibuang. Bahkan, juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia yang digunakan sebelumnya, yang dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang terhadap lingkungan dan kesehatan.

Edy Setiyawan, selaku koordinator desa, menyebutkan bahwa kegiatan ini sangatlah bermanfaat bagi petani. "Kegiatan ini sangat bagus dan bermanfaat, karena dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ada di lahan dan sampah rumah tangga yang tidak diolah dengan baik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang bernilai positif bagi lingkungan," ujar Edy Setiyawan.

Andy Febriansyah, salah satu fasilitator dari kegiatan ini, menyatakan harapannya agar kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani Desa Dadaplangu sekaligus menggerakkan hati mereka untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan demi menjaga ekosistem. 

"Melalui kegiatan ini, kami harap masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, dengan pembuatan dan penggunaan pupuk organik ini semoga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem," ujar Andy Febriansyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun