Mohon tunggu...
Khansa AristyaPramesti
Khansa AristyaPramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen, IPB University

Mahasiswa tingkat akhir di Departemen Manajemen IPB University dan memiliki ketertarikan pada bidang sumber daya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TikTok Bikin Gen Z Insecure? Yuk, Intip Dampaknya!

19 Juni 2024   22:30 Diperbarui: 19 Juni 2024   22:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TikTok, platform media sosial video pendek yang sedang booming, telah menjadi favorit utama di kalangan Gen Z. Dengan algoritma yang pintar dan beragam jenis konten yang ditawarkan, TikTok tidak hanya memberikan hiburan dan edukasi, tetapi juga peluang untuk meraih ketenaran secara instan. Namun, di balik gemerlap popularitas dan kesempatan tersebut, ada berbagai isu yang mempengaruhi kesehatan mental pengguna, terutama yang berkaitan dengan rasa insekuritas. Artikel ini akan membahas secara mendalam peran influencer dan tren di TikTok, penyebab dan dampak rasa insekuritas, serta langkah-langkah untuk mengatasinya. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana TikTok membentuk budaya digital Gen Z, dan bagaimana kita bisa menghadapinya dengan bijak.

Selain penikmat konten TikTok, terdapat influencer yang memainkan peran penting dalam membentuk tren di media sosial. Influencer adalah individu yang memiliki pengaruh besar terhadap pengikutnya melalui konten yang mereka buat dan bagikan. Mereka mampu menciptakan dan menyebarkan tren, baik dalam hal mode, gaya hidup, maupun penampilan fisik. Tren ini kemudian diadopsi oleh banyak pengguna TikTok, terutama generasi Z, yang sering kali menjadikan influencer sebagai panutan atau standar dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Kehadiran influencer ini tidak hanya mengubah cara orang berinteraksi dan mengonsumsi konten, tetapi juga mempengaruhi persepsi mereka terhadap diri sendiri dan orang lain.

Menikmati konten sosial media, seringkali menimbulkan perasaan insecure. Penyebabnya adalah tekanan untuk memenuhi standar kecantikan dan gaya hidup yang dipopulerkan oleh influencer. Ketika pengguna terus-menerus membandingkan diri mereka dengan influencer yang tampaknya memiliki kehidupan sempurna, mereka bisa merasa tidak puas dengan diri sendiri. Komentar-komentar di media sosial, baik yang positif maupun negatif, juga berkontribusi terhadap perasaan insecure ini. Selain itu, rendahnya literasi digital membuat pengguna kurang mampu menyaring informasi atau konten yang realistis dan yang dibuat-buat. Semua faktor ini, termasuk paparan konten penampilan fisik yang “ideal” di media sosial dan gaya hidup, memperparah rasa insecure, menyebabkan kecemasan, dan menurunkan kepercayaan diri pengguna. Tidak hanya bagi penikmat konten, perasaan insecure juga dapat dirasakan oleh influencer atau content creator. Perasaan tersebut dapat didorong oleh kritik dan komentar negatif yang diterima serta perbandingan dengan content creator lain.

Untuk mengatasi perasaan insecure yang timbul, bagi penikmat konten maupun content creator, perlu adanya langkah-langkah yang proaktif seperti bijak dalam memilih konten yang akan dikonsumsi, mengalihkan fokus dari apa yang dimiliki orang lain dan lebih banyak fokus pada pengembangan diri sendiri. Selain itu, penting untuk mengatur waktu penggunaan sosial media secara bijak. Dengan cara ini, sosial media bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi, bukan tempat yang memicu perasaan tidak aman.

Penulis: Khansa Aristya Pramesti, Diah Pitaloka Saraswati, Shofi Kirana Aryat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun