Jepara adalah kota yang terkenal dengan seni ukirnya yang merambah dunia Internasional. Kota yang dikelilingi pantai utara Jawa. Karena Lokasinya di pesisir tak heran berbagai macam etnik budaya masuk kedalamnya. Karena pada zaman dahulu bandar atau pelabuhan menjadi tempat strategis pendaratan orang-orang dari mancanegara. Salah satunya adalah agama Islam. Para pedagang muslim pendatang menyebarkan Islam di daerah yang disinggahinya. Lantas tak heran masyarakat Jepara banyak memeluk agama Islam, yang pada waktu itu masih ada adikuasa kerajaan Hindhu Majapahit, Trowulan Mojokerto masih kuat.
Jejak syi’ar peradaban Islam di wilayah Jepara berkembang sangat pesat dikarenakan selain merupakan kota pelabuhan Jepara juga merupakan wilayah Kerajaan Islam Demak. Dekat dengan Kota Wali dan dekat dengan Kota Kudus (Sunan Kudus, Sunan Muria) maka lantas itulah yang menjdikan Jepara menjadi lokasi strategis penyebaran dakwah Islam oleh para Wali dan Sunan.
Wilayah Kalinyamat, merupakan kerajaan Islam di tanah Jepara yang dipimpin oleh Sunan Hadlirin. Banyak versi sejarah tentang beliau, ada yang mengatakan dari Aceh ada yang mengatakan dari Tiongkok kemudian terdampar di pesisir Jepara dan berguru mempelajari Islam dengan Sunan Kudus. Sekarang lokasi Kalinyamat adalah sebuah kecamatan daerah selatan dari pusat kota Jepara memiliki sebuah desa seperti Robayan, Kriyan, Purwogondo, dan lain lain.
Kerajaan Islam Demak mengalami masa kejayaan pada masa Sultan trenggono, salah satu usaha beliau adalah banyak melakukan ekspansi dakwah Islam. Alhasil banyak wilayah di timur maupun di barat pulau Jawa yang takluk di bawah naungan kerajaan Demak. Sultan Trenggono mempunyai putri yang bernama Retno Kencono, seorang wanita yang berjiwa pemimipin dan tangguh. Kemudian dinikahkan dengan Sunan Hadlirin di Jepara. Bersama Sunan Hadlirin, Retno Kencono memimpin kerajaan Kalinyamat dan ia bergelar, Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Setelah Sunan Hadlirin wafat, kepemimpinan pemerintahan tlatah Jepara dijalankan penuh oleh Kanjeng Ratu Kalinyamat, beliau adalah seorang pemimpin wanita dari pesisir utara Jawa yang tegas dan pemberani dan mempunyai sikap anti terhadap bangsa asing yang ingin menguasai Nusantara , dalam catatan sejarah pasukan Laskar Kalinyamat dikirim menggunakan kapal-kapal besar yang pada masa itu bahan kayu yang besar besar mudah ditemui. Dari Jepara menuju selat malaka untuk menghancurkan bangsa Portugis yang datang. Pasukan Laskar Kalinyamat berhasil membuat bangsa portugis pontang-panting dan kuwalahan. Tapi dalam dua kali peperangan yang dasyat mengalami kegagalan. Walaupun Nusantara terkenal pembuat meriam-meriam besar luar biasa yang menurut informasi tetapnya di tanah Jepara. Meskipun mengalami kekalahan, kegagahan dan keberanian kharismatik Kanjeng Ratu Kalinyamat ditakuti bangsa asing. Bahkan portugis pernah mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang bermakna “Ratu Jepara sorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani.
Makam beliau bersama suaminya terdapat di desa mantingan Jepara. Bisa juga ditempuh dari bundaran Ngabul ambil kiri lurus. Dari lewat jalan barat saat kita memasuki wilayah menuju kompleks pemakaman kita akan disambut gerbang putih bertuliskan syahadat. Terdapat pintu gerbang kecil berarsitektur seperti candi. Terdapat peninggalan besar yaitu “Masjid Astana Sulta Hadlirin” masjid kuno ini mempunyai arsitektur yang indah dihiasi ornamen-ornamen ukiran pada masa lampu. Didalam masjd ada sebuah prasasti yang berada pada mihrab.
Setiap hari banyak masyarakat yang sowan atau berziarah ke makam Sunan Hadlirin dan Ratu Kalainyamat dan sekaligus menikmati sejarah dengan melihat dan mengamati keindahan arsitektur Masjid Astana Sultan Hadlirin, Mantingan, Jepara, Jawa Tengah.