Demak adalah kota kecil di pesisir utara Jawa menyimpan sebuah cerita kebesaran bendera-bendera syi’ar islam berkibar tinggi menjulan
Kerajaan Islam Demak didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1482 M di Hutan Glagahwangi (Bintoro, Demak) dengan seizin para Wali. Seorang Raja Jawa yang pertama. Kontribusi Kerajaan Demak untuk Nusantara sangat besar seperti mengusir bangsa portugis yang ingin menguasai tanah air. Pada waktu peperangan dahsyat mengusir penjajah di Malaka Raja Kedua Demak pati Unus terbunuh yang insyaallah jihad, yang juga disebut Pangeran Sabrang Lor. Melanjutkan jihad sang ayah Pati unus mengusir bangsa Portugis yang ingin menguasai Nusantara Sultan Trenggono yang menjadi Raja ketiga mengirim Pasukan Demak untuk menumpas bangsa yang ingin menjajah.
Akhirnya pasukan Demak menang telak atas Portugis di Sunda Kelapa yang dipimpin oleh Fatahillah yang akhirnya nama daerah tersebut diganti menjadi Jayakarta (Kemenangan yang Sempurna). Menaklukan daerah-daerah sisa yang ditimur bercokol Majapahit, di barat Pajajaran. Pemerintahan Demak menguasai wilayah sebagian besar di seluruh pulau Jawa dan di pulau-pulau Nusantara.
Begitu agungnya daulah Islamiyah pada masa itu, masa keemasan pada saat di pimpin oleh Sultan Trenggono yang dijuluki oleh bangsa barat “The emporor the island of arcipelago” Masjid agung Demak adalah masjid tertua di tanah Jawa. Didirikan oleh Sultan Patah dan para Walisongo penyebar Islam di Nusantara pada awal masa pemerintahan Kerajaan Demak. Lokasi masjid tepat berada di Jantung kota Kabupaten Demak.
Masjid Agung Demak menyimpan ribuan cerita pada masa-masa Islam berkembang di Nusantara. Masjid yang megah, berkharisma dan memiliki seni bangunan khas nan kental dengan budaya lokal.
Pada mihrab imam masjid terdapat mozaik berbentuk bulus. Hewan bulus mempunyai filosofi yaitu kepala bulus berarti (1) empat kaki bulus berarti (4) badan bulus berarti (0) ekor bulus berarti (1) yang merupakan sebuah candra sengkala yang berbunyi Sarira Sunyi Kiblating Gusti bermakna angka 1401 tahun saka, tahun didirikanya Masjid Agung Demak.
Pintu utama masjid terdapat “pintu Bledegh” kontribusi dari Ki Ageng Selo, menurut cerita rakyat konon pada saat itu Ki Ageng Selo menangkap petir dan kemudian berubah wujud menjadi hewan mitos menyerupai naga bergigi tajam terbuka yang merupakan merupakan candro sengkolo yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani bermakna tahun 1388 saka atau 1466 M.
Terdapat museum Masjid Agung Demak berada sebelah kiri masjid menyimpan banyak artefak-artefak bersejarah yang memiliki nilai historis yang panjang.