Mohon tunggu...
Khanifatun Nafisah
Khanifatun Nafisah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nafisah

Penyuka Kuliner, Bikin Laper, Sedang Belajar Menulis tentang banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cagar Budaya Sejarah Situs Boreng "Air Panguripan Bukti Kemakmuran Kerajaan Majapahit"

25 Desember 2021   17:14 Diperbarui: 25 Desember 2021   17:17 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Boreng yang terletak di kecamatan Lumajang merupakan salah satu desa yang menjadi tempat persinggahan raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada. Situs merupakan symbol kemakmuran pertanian di wilayah desa Boreng yang dulunya bernama desa Borang. Menurut masyarakat sekitar situs ini merupakan "banyu panguripan atau air panguripan", sedangkan menurut sejarah situs ini merupakan sebuah peninggalan kerajaan majapahit dimasa kejayaan Prabu Hayam Wuruk. Padasan ini dibuat atau dipakai untuk persembayangan masyarakat pada 1000 tahun yang lalu. Asal kata Borang yakni tempat berkumpulnya masyarakat ini untuk penghijauan atau pertanian di daerah Blukon.

Terdapat 2 batu yang dimana itu merupakan sumber air untuk kehidupan masyarakat. Setiap bulan Suro Patih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk berkunjung ke desa Borang. Ada salah satu yang diatasnya batu seperti tutupnya itu hilang karena di curi orang. Pesan Patih Gajah Mada minta agar "padasan ini  untuk diperbaharui".

Situs Biting merupakan salah satu petilasan atau persinggahan Patih Gajah Mada dan prabu hayam Wuruk, akan tetapi tidak ada yang tahu letak makam Patih Gajah Mada beserta kakaknya. Patih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk yang membuka kota Lumajang ini beserta pengawalnya. Begitu juga sekitar 1000 tahun yang lalu mereka meninggalkan kota Lumajang.

Pesan dari Patih Gajah Mada untuk desa Borang " Bersatu dan bersaudara jangan ada perfitnahan" begitu juga dengan pesan terakhir Patih Gajah Mada yakni "situs ini hanya untuk dilestarikan bukan untuk disembah atau dibuat persembahan".

Situs boreng ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit dimasa kejayaan Prabu Hayam Wuruk. Terdapat menhir yang dimana sebelum Hindu masuk ke desa boreng ini merupakan tempat berkumpulnya untuk persembayangan masyarakat Boreng. Memang benar, seringkali masyarakat sekitar melihat Patih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk berkunjung ketempat tersebut. Di tempat itu merupakan tempat berkumpulnya masyarakat desa Boreng ini untuk bercocok tanam atau penghijauan. Cikal bakat terbentuknya desa Boreng yang merupakan kumpulnya masyarakat yang ada di situs ini.        

dok.pri
dok.pri

dok.pri
dok.pri

dok.pri
dok.pri

dok.pri
dok.pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun