Mohon tunggu...
khanesia puteri malika
khanesia puteri malika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

tidak terlalu suka keramaian, saya menyukai ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pernikahan Dini, Gadis Menikah Pria Beda 10 Tahun, Faktor Ekonomi atau Cinta?

27 April 2024   19:22 Diperbarui: 27 April 2024   23:07 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: republika.co.id

Pernikahan dini adalah fenomena sosial yang sudah banyak terjadi diberbagai wilayah. Fenomena ini bagaikan gunung es yang nampak sedikit di permukaan namun besar dibawah, sama seperti pernikahan dini, sangat sedikit terekspos namun nyatanya banyak terjadi di masyarakat. Istilah pernikahan dini adalah istilah yang relatif kontenporer. Dini biasanya dikaitkan dengan waktu seperti sangat awal. Lawannya adalah pernikahan kadaluarsa. Bagi mereka yang hidup diawal abad 20 atau sebelumnya, pernikahan dini menjadi sesuatu yang biasa dilakukan, bukan hal tabu dan tidak penting untuk dimunculkan.

Namun seiring berjalannya waktu, pernikahan dini dimata masyarakat berubah. Pernikahan diusia muda dianggap sebagai sesuatu yang tabu, karena dipandang sebagai banyak membawa efek negatif khususnya pada perempuan, salah satunya masalah kesehatan reproduksi anak perempaun. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar dibanding perempuan kisaran 20-25 tahun. Sementara anak yang berusia 15-19 tahun kemungkinannya dua kali lebih besar. Meskipun begitu pernikahan dini masih banyak kita jumpai terutama di daerah yang tingkat kesadaran pendidikannya masih relatif rendah.

Salah satu kasus yang terjadi ada di kelurahan Rawa Makmur kecamatan Palaran kota Samarinda, Kalimantan Timur. Ada seorang gadis yang menikah saat usia 17 tahun dengan seorang pria yang umurnya terpaut jauh yakni beda 10 tahun dengannya. Bukan tanpa alasan pernikahan ini dilangsungkan, adanya pernikahan ini bukan karena paksaan melainkan tuntutan pihak keluarga laki-laki yang menginginkan percepatan pernikahan.

Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian orang tua kepada anak gadisnya. Mereka lebih memperhatikan sang kakak yang duduk di bangku kuliah, kemudian ia juga berhenti sekolah saat 1 SMK dan memilih bekerja. Saat ia bekerja disitulah dia bertemu dengan pria yang menjadi suaminya, mereka berpacaran beberapa waktu kemudian pihak keluarga pria mendorong untuk cepat menikah. Bukan tanpa alasan keluarga pria mendorong sang gadis untuk menikah, ini dikarenakan usia sang pria yang sudah matang dan siap untuk menikah, juga karena keduanya saling cinta, akhirnya sang gadis dan orang tuanya menyetujui pernikahan ini, meskipun harus melakukan berbagai alur agar bisa menikahkan anaknya.

Namun ada beberapa warga yang menyayangkan pernikahan ini, seperti komentar warga “masih muda koku dah nikah”, “kenapa harus dibuat acara besar? Seharunya biayannya digunakan untuk modal hidup kedepannya”. Bisa dibilang kelurahan Rawa Makmur memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi pada warganya. Dibuktikan dengan para warga yang menyayangkan pernikahan itu terjadi, walaupun begitu para warga tetap mau membantu acara pernikahan mereka seperti hajatan pada umumnya.

Penulis sangat menyayangkan hal ini terjadi, di mana gadis seusianya masih berkumpul dengan teman-temannya dan menikmati masa remaja, membeli barang kesukaannya serta jalan-jalan ketempat seru. Namun orang tua yang kurang memberikan perhatian kepadanya menjadikan ia enggan sekolah dan memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan. Padahal jika dilihat dari segi ekonomi, orang tuanya masih bisa menyekolahkannya namun apalah daya bila orang tua hanya fokus pada satu anak, mereka akan sedikit mengabaikan anak lainnya. Serta orang tua yang tidak terlalu ketat dalam menjaga anaknya yang menjadikan ia menemukan pria yang sangat jauh usiannya, dan akhirnya menikah.

Harapannya semoga ke depannya para orang tua lebih memperhatikan anak-anak mereka, karena itu sudah menjadi kewajiban setiap orang tua. Pernikahan yang mereka lakukan tidaklah salah melainkan kisah dibaliknya yang membuat orang berpikir bahwa orang tuanya kurang baik dalam mengajarkan hal yang seharusnya tidak ia lakukan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun