Ibu Ila pemilik toko kelontong asal Desa Kalusari, Kecamatan Bangil ini memiliki cerita yang panjang sebelum ia membuka toko kelontong, bu ila mulai berdagang dengan modal sebesar 20.000 rupiah. Sebelum Bu Ila membuka toko kelontong ia hanya berdagang martabak dan sosis goreng selama sekitar satu tahun, dengan berjalannya waktu dan disisi lain Bu Ila juga mengumpulkan uang ia mulai mencicil membuka toko kelontong yang diawali dengan menjual sebagian barang sembako, minuman seperti es dan kopi.Â
Namun alasan sebenarnya Bu Ila membuka toko kelontong ini adalah saran dari tetangganya karena di sekitar rumah Bu Ila tidak ada warung atau toko kelontong. Bu Ila juga membuka warung kopi free wifi dimana pelanggan bisa menikmati kopi buatan Bu Ila dipinggir sawah dan sungai yang sejuk ditengah panasnya kecamatan bangil. Â
Dalam berdagang ini Bu Ila juga mengalami tantangan dan tantangan terbesar Bu Ila ketika musim hujan datang karena kurangnya pembeli yang datang dan pemasukan omset Bu Ila menurun. Bu Ila sendiri dapat mencapai omset sehari kurang lebih 800.000-900.000, namun kadang juga bisa sampai menyentuh angka 1.000.000 disaat toko ramai pembeli.Â
Bu Ila tidak melakukan strategi yang khusus dalam berdagang, namun kata Bu Ila "saya menjual barang dagangan dengan tidak mengambil untung yang besar, karena yang terpenting barang saya terjual laku dan adanya free wifi yang membuat saya sangat menguntungkan".
Dari hasil berdangan beliau dapat membantu finansial suaminya, menyekolahkan anaknya dan dapat merenovasi rumahnya. Dari kisah berdagang Bu Ila ini kita dapat menyimpulkan bahwa kita harus terus semangat dan berusaha agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar untuk mencapai keinginan dalam hidup kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H