Mohon tunggu...
Khameswari Arini
Khameswari Arini Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

You're the most important person In your life, So be yourself, Be beautiful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Kurikulum Merdeka di Indonesia, Sudahkah Anda Tahu?

15 Juni 2023   00:30 Diperbarui: 15 Juni 2023   00:32 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan pembelajaran proses agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu pengembangan potensi peserta didik bertujuan untuk membina suatu sikap kemandirian pada siswa agar peserta tidak terpaku pada guru. Pendidikan pada umumnya proses pembelajaran dilakukan secara langsung atau melalui tatap muka sedang belajar. Namun, setelah dunia dikejutkan dengan munculnya virus berbahaya, yakni Covid-19 yang menular, pemerintah memutuskan untuk melakukan pembelajaran pembelajaran daring atau jarak jauh (PJJ)

Menteri dari Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai kurikulum 2013 masih ada beberapa kelemahan dalam penerapannya. Menurutnya, dengan Kurikulum Merdeka, mengajar dan kegiatan pembelajaran dapat lebih fleksibel bagi satuan pendidikan. Kebebasan belajar adalah salah satu inisiatifnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Menteri Pendidikan dan Budaya Nadiem ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.  

Kurikulum merdeka seperti apa?

Merdeka belajar seringkali disebut dengan kebebasan. Kebebasan untuk belajar berarti kebebasan untuk belajar apa saja, di mana saja, dan kapan saja. Padahal kemerdekaan berbeda dengan keberadaan bebas. Kebebasan berarti kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Secara praktis, belajar mandiri adalah antitesis dari pembelajaran langsung yang mendikte. Bukan memaksa siswa untuk menguasai suatu ilmu, tetapi membantu siswa menetapkan tujuan, proses, dan penilaian pembelajaran untuk mengembangkan suatu kompetensi. 

Kurikulum merdeka diartikan sebagai kurikulum dengan berbagai intrakurikuler pembelajaran dimana konten akan lebih optimal sehingga siswa memiliki waktu yang cukup menggali konsep dan memperkuat kompetensi (Kemdikbud, 2022).[1]  Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang ditujukan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Dengan ini kurikulum, pembelajaran akan dimaksimalkan sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk bereksplorasi konsep dan memperkuat kompetensi mereka. Dalam proses pembelajaran guru memiliki fleksibilitas untuk memilih berbagai perangkat pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan pembelajaran kebutuhan dan minat siswa. 

Inti dari kurikulum merdeka ini adalah merdeka belajar. L. Julius Juih, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) ) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengungkapkan bahwa proyek Pembelajaran berbasis di Kurikulum Mandiri mendorong pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak-anak akan lebih termotivasi untuk belajar. Merdeka belajar adalah belajar dengan mengutamakan minat dan bakat siswa yang dapat menumbuhkan sikap kreatif dan menyenangkan pada diri siswa. Kurikulum merdeka belajar menjawab keluhan pada sistem Pendidikan. Salah satunya yaitu nilai peserta didik hanya berpatokan pada ranah pengetahuan. Disamping itu, merdeka belajar membuat guru lebih merdeka lagi dalam berpikir sehingga diikuti oleh peserta didik.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang ditujukan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan menitikberatkan pada materi esensial, pengembangan karakter dan siswa kompetensi. Siswa tidak lagi "dipaksa" untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak mereka minati. Mereka bisa "mandiri" untuk memilih materi yang mereka minati dan ingin pelajari. Inilah arti dari konsep Freedom to Learn. Selain itu, kurikulum ini mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Artinya, siswa akan mengaplikasikan materi yang mereka terima telah belajar melalui studi kasus atau proyek. Jadi, pemahaman konsep bisa dilaksanakan dengan lebih baik. Nama proyeknya sendiri adalah Mahasiswa Penguatan Pancasila Proyek Profil. Dengan proyek ini, fokus siswa tidak lagi hanya mempersiapkan diri untuk menjawab soal-soal ujian. Dengan ini, kegiatan belajar mengajar lebih terasa menyenangkan dan mengasyikkan 

DAMPAK KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum merdeka belajar telah ditentuikan di banyak satuan pendidikan di Indonesia. Ketika menerpkan suatu mekanisme baru pastinya akan menimbulkan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Penerapan kurikulum merdeka ini juga menimbulkan dampak yang dirasakan oleh siswa, guru, dan juga tenaga kependidikan lainnya. Dampak yang dirasakan ini pun terbagi menjadi dua, dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif yang dirasakan siswa antara lain perubahan dalam belajar siswa. Dalam siswa kurikulum mandiri diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka minat belajar, hal ini bertujuan untuk membentuk siswa yang berjiwa kompetensi dan baik karakter. Selain itu, kurikulum merdeka ini juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa di sedang belajar. Siswa akan merasa sulit untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang sifatnya hanya catatan dan ditentukan oleh kurikulum. Ini karena kurikulum semacam ini hanya berdasarkan angka target dan siswa seringkali merasa terbebani dengan angka target tersebut. Tetapi Dalam kurikulum mandiri ini, siswa tidak hanya terpaku pada target angka, tetapi masing-masing siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi segmen lain, seperti karakter, pola berpikir

Kurikulum merdeka memang memiliki banyak manfaat, namun selain itu ada juga a beberapa hal yang mungkin menjadi kendala. Untuk siswa yang benar-benar memiliki tinggi semangat dan minat belajar serta pemahaman yang cukup, kurikulum ini adalah kesempatan besar untuk mendapatkan pengetahuan di bidang lain, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang luas dan pengalaman. Namun siswa yang kurang motivasi atau mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran akan merasa terbebani dengan kurikulum ini. Siswa akan merasa tidak nyaman dan bahkan mungkin tidak ingin melaksanakan tugas lintas mata pelajaran. Memang sangat sulit untuk membangkitkan kesadaran siswa. minat dan semangat belajar, namun hal ini tetap menjadi pekerjaan rumah bagi staf dan bahkan penyelenggara pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun