Mohon tunggu...
khamelia marsha setiawan
khamelia marsha setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tasawuf Akar dan Asal

23 Desember 2023   23:03 Diperbarui: 6 Januari 2024   14:55 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akar tasawuf merupakan ihsan, sehingga ihsan merupakan tasawuf dan tasawuf merupakan ihsan. Ihsan adalah kebaikan transformatif dari satu satu pribadi kepada pribadi yang lain. Ihsan tidak hanya memberikan kebaikan kepada sesama, alam, dan lingkungan hidup, tetapi juga kepada Allah yang menjadi dasar kebaikan sesama. Tasawuf adalah usaha untuk menyucikan jiwa dari kefukuran, kemusyirikan, penyakit hati, dan sifat-sifat tercela dalam usaha mendekati diri kepada Allah.

Teori pertama secara etimologi kata tasawuf berasal dari kata  safa yang berarti bersih, jernih, dan bening karena jiwa mereka bersih dan senantiasa memiliki jejak yang bersih. Teori ini ditolak apabila dilihat dari segi ilmu saraf tentang pembentukan kata, karena menurut al-Qusyairi melenceng dari kaidah al-isytiqaq (pembentukan kata). Tiga huruf akar kata tasawuf terdiri dari sad, wauw dan fa.

Teori kedua, tasawuf berasal dari kata saff yang berarti barisan karena keberadaan para sufi pada barisan pertama di hadapan Allah. mereka berhasil membangunkan saff barisan persaudaraan rohani sehingga satu sama lain di antara mereka saling memanggil dengan panggilan ikhwan yang artinya adalah saudara. Kata saff, tiga huruf akarnya terdiri dari sd, f dan fa, sedangkan kata tasawuf, tiga huruf akarnya terdiri dari sad, wauw, dan  f.

Teori ketiga, tasawuf berasal dari kata safwah yang berarti plihan karena para sufi dinilai oleh kaum muslimin sebagai safwah al-ummah, yakni umat pilihan. Dengan kesucian jiwa kedekatannya dengan Allah. Kata safwah, tiga huruf akarnya terdiri dari sad, f, dan wauw, sedangkan kata tasawuf tiga huruf akarnya terdiri dari sad, wauw dan fa. Jadi tidak sesuai dilihat dari segi morfologi atau 'ilm al-isytiqq, yaitu ilmu tentang pembentukan kata.

Teori keempat, tasawuf berasal dari kata suffah yang berarti tempat duduk yang terbuat dari batu atau kayu. Teori ini di dasarkan pada fenomena bahwa sifat dan kebiasaan para sufi dekat dengan sifat dan kebiasaan ahl al-suffah. Penyebutan ahl al-suffah disebabkan kebiasaan mereka yang tidur di atas bangku kecil yang terbuat dari kayu atau batu agar tidur mereka tidak nyenyak dan mudah bangun untuk tahajud.

Teori kelima, kata tasawuf berasal dari kosa-kata bahasa Yunani, theoshopy,yang terdiri dari theo yang berarti Tuhan dan shopos yang berarti kearifan. Jadi, theoshopy berarti kearifan Tuhan. sebab kata shopos pada theoshopy sudah diserap ke dalam bahasa Arab menjadi falsafah dengan huruf sin, bukan dengan huruf sad.

Teori keenam, tasawuf berasal dari kata suf yang berarti bulu domba. Teori ini merupakan teori yang paling dekat dengan kaidah morfologi. Suf ada hubungannya dengan fenomena para sufi yang meninggalkan tanah kelahiran, berkelana dari satu negeri ke negeri lain dengan penampilan sederhana, membiarkan perut mereka lapar, dan tubuh mereka berbalut bulu domba.

Tasawuf pada masa Rasulullah tercermin dalam kehidupan beliau dan para sahabat. Kata tasawuf tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an dan hadis Rasulullah, tetapi substansi tasawuf merupakan kepribadian Rasulullah dan para sahabat. Kesucian jiwa, kesederhanaan, keikhlasan dalam beribadah, dan semangat mengharumkan Islam dan umat Islam serta kedekatan dengan Allah tercermin dalam kehidupan beliau dan para sahabat. Nilai-nilai tasawuf yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat tercermin pada kehidupan ahl al-sufjah. Kehidupan tasawuf yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat adalah kehidupan tawazun, yaitu seimbang antara orientasi kehidupan dunia dan akhirat serta seimbang antara tanggung jawab terhadap diri sendiri serta tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun