Mohon tunggu...
KHALIZAZAHARA
KHALIZAZAHARA Mohon Tunggu... Penulis - Khaliza

jadilah seperti air yang selalu dibutuhkan oleh semua orang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Cinta Indonesia tapi Tidak Pejabatnya

1 Januari 2021   20:42 Diperbarui: 1 Januari 2021   20:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya dari dulu memang mesti berfikir akan dibawa kemana Negara ini, itulah kalimat yang sekarang tengah bergeming dalam benak setiap insan yang sejak awal mau berfikir, masyarakat untuk kesekian kalinya dibuat muak oleh pejabat-pejabat yang mengatas namakan kepentingan rakyat dengan dalih "Demi Rakyat" itulah Aungan yang setiap kali di perjualbelikan, dan masyarakat bak seekor nyamuk yang akan terlena dengan tepukan yang bergemuruh padahal tepukan itulah yang akan membuatnya mati tak berdaya, lantas pertanyaannya siapakah yang bertepuk tangan ?

Semestinya juga dari awal kita sudah tau. indonesia memang tidak kekurangan orang yang pintar tapi sayang seribu sayang indonesia miskin lalat-lalat yang jujur, kau tau kenapa aku menyebutnya lalat? karna lalat tak akan memilah dan memilih mana yang pantas dan yang tak pantas untuk dia hisap, begitulah sekarang dengan tradisi pemerintahan yang tak akan pernah kunjung berubah dan hanya penuh dengan bualan belaka, tak dapat dielakkan memang Indonesia adalah negara hukum dan begitu luarbiasanya hukum Indonesia sampai-sampai dengan uang makna hukum itu kerap kali didholimi oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan dalih " Dari rakyat, Oleh rakyat, dan untuk rakyat"hukum yang sejatinya sejak awal adalah senjata untuk perlindungan setiap insan yang dirasa haknya direbut dan dilanggar kerap kali menjadi mainan yang begitu mengasikkan bagi oknum-oknum yang begitu lezat menikmatinya, tega? sungguh tega memang tak akan ada yang berubah dari itu, naif?

Memang naif memang, saya sampai saat ini tidak dapat mengubah itu semua namun saya paham dan memang begitu menyakitkan ketika kita ada dalam situasi ini kepada siapa kita akan mengadu sedangkan tempat kita untuk mengadu Dia lah yang membuat semua permainan ini. Miris? sungguh miris memang tapi inilah fakta dan realita yang terjadi dinegara yang sangat kita cintai tapi maaf aku memang cinta negaraku Indonesia tapi tidak dengan pejabatnya.

ketika perbuatan tak menjadi aksi maka Celotehku dapat menjadi toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun