Mohon tunggu...
Khalish Zeinadin
Khalish Zeinadin Mohon Tunggu... Jurnalis - Anggota Redaksi di Lembaga Pers Mu'allimin

Seorang pelajar sekaligus penulis yang haus akan ilmu dan pengetahuan. Melalui media inilah, saya ingin berpikir dan mencurahkan hasil pemikiran saya lewat sebuah kata yang menjadi narasi dalam sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jasamu Akan Selalu Berharga untuk Kami, Selamat Hari Ibu!

22 Desember 2024   12:08 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelukan untuk Ibu (Sumber:Freepik) 

Sejatinya, tulisan ini tak akan pernah hadir dalam bentuk narasi. Tulisan ini tak akan pernah memiliki arti. Tulisan ini hanya akan menjadi khayalan belaka. Jika, sosok paling penting dalam hidupnya si Penulis tak hadir, apa makna dari tulisan ini?

Tangisan yang dulunya hadir sebagai bentuk kehangatan dalam keluarga kecil, kinim ulai berubah menjadi gelak tawa bahagia. Rengekan manja dari seorang balita, pun juga sudah tak lagi terdengar oleh telinga. Namun, jasa yang selalu diberikan dengan ikhlas oleh seorang wanita akan selalu tercipta.

IBU. Beliau lah sosok wanita terkuat yang selalu hadir di hadapan anaknya, entah bagaimanapun keadaannya. Sosok yang selalu siap mendengarkan keluh kesah anaknya. Beliau juga menjadi guru pertama bagi anaknya. Beliau juga yang mengajarkan arti kehidupan pada anak-anaknya.

Tetapi, setelah beranjak dewasa, kita sebagai anak terkadang mengacuhkan perhatian kecil yang selalu beliau berikan. Kita bahkan dengan mudahnya menganggap itu hanyalah sebuah lelucon belaka. Kita tak pernah anggap itu dengan serius, seakan-akan lupa bahwa sewaktu kecil, kita juga pernah melakukan hal yang sama.

Ibu, sosok yang selalu mengistimewakan anak-anaknya, tapi anak-anaknya lupa mengistimewakan ibunya. Terkadang, setiap kita dihadapkan oleh berbagai macam masalah, kita selalu memarahi, membentak, melawan Beliau. Pantaskah, kita membalaskan jasa yang beliau beri pada kita dengan hal-hal yang buruk padanya?

Kita terlalu buta, sampai-sampai lupa bermuhasabah diri atas semua yang kita lakukan padanya. Kita lupa, tanpa adanya beliau, kita hanyalah seonggok manusia yang tak memiliki arti dalam kehidupan. Bukalah hati dan pikiran kita, maafkanlah semua perlakuan Beliau yang sudah menyakiti kita. Sebab, perlakuan buruk dari kita lebih menyakiti hati Beliau. Dekatkanlah lagi diri ini padanya. Perbanyak lagi maaf kita padanya.

Sering-seringlah untuk mengucapkan kata "terima kasih" padanya. Sebab, jasa beliau tak akan pernah tergantikan dengan jasa yang anak-anakmu berikan. Jasamu akan selalu berharga selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun