dikutip dari bappenas.go.id, Perempuan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Tingkat kematian ibu masih tinggi di angka 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Rokom 2023). Kesulitan tersebut mencakup tingginya biaya perawatan, jarak ke fasilitas kesehatan, hingga norma sosial dan budaya yang menghambat pilihan dan kemampuan perempuan untuk mengakses layanan kesehatan.akibatnya indonesia menghadapi tingginya angka stunting (kerdil) atau pertumbuhan anak yang terhambat. Sekitar 30% anak Indonesia menderita stunting (RISKESDAS 2018) faktor penyebabnya antara lain gizi buruk, kondisi hidup yang buruk, infeksi yang sering terjadi, juga kurangnya sanitasi dan air bersih.
Makan dari itu Pemberdayaan perempuan melalui pendekatan kesehatan dan gizi memberikan landasan kuat untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan. Pertama-tama, investasi dalam pendidikan kesehatan perempuan menciptakan kesadaran akan pentingnya merawat diri sendiri. Dengan pengetahuan tentang aspek-aspek gizi dan kesehatan, perempuan dapat membuat keputusan yang lebih bijak untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarga.
Kedua, akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan reproduksi dan gizi merupakan langkah krusial dalam pemberdayaan perempuan. Dengan memberikan informasi yang jelas dan akses yang mudah, perempuan dapat mengelola aspek-aspek kesehatan reproduksi mereka sendiri, memberikan mereka kendali atas tubuh dan masa depan mereka. Ini juga mendukung pengambilan keputusan keluarga yang lebih baik.
Pemberdayaan perempuan melalui kesehatan dan gizi turut mencakup kebijakan dukungan untuk pekerjaan perempuan. Dengan memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan di tempat kerja dan kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, perempuan dapat tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan fisik dan mental mereka.
Selain itu, memberdayakan perempuan dalam mengelola gizi keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara menyeluruh. Peran sentral perempuan dalam pemilihan dan persiapan makanan memberikan pengaruh besar terhadap pola makan keluarga. Dengan memberikan pengetahuan dan sumber daya yang diperlukan, perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan kebiasaan makan yang sehat di rumah.
Terakhir, pemberdayaan perempuan di bidang kesehatan dan gizi adalah investasi jangka panjang dalam pembangunan berkelanjutan. Perempuan yang sehat dan terdidik memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memprioritaskan kesehatan dan gizi perempuan, kita tidak hanya menciptakan individu yang kuat, tetapi juga masyarakat yang berdaya dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H