"Semoga ibu bisa memahamiku" gumamku dalan hati .
Waktu terus berlalu, mega merah mulai tampak muncul di langit tanpa ragu. Orang- orang di sekitar tampak mulai meninggalkan cafeetaria tepi laut ini, namun bergantian dengan anak- anak remaja yang mulai berdatangan.
Sedangkan kini aku enggan tuk beranjak dari kursiku, menyesap sisa cappucino cincau favoritku dengan perlahan sembari menikmati pemandangan matahari yang mulai tenggelam.Â
Sendirian bersama deburan ombak yang semakin lama arusnya semakin kuat, memecah keheninganku.
Rasanya sedikit beban pikiranku berkurang, ada kelegaan tersendiri yang kurasakan.Â
"Maafkan aku Bu Seruni"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!