Keempat, sabar. Innallaha ma’a shaabiriin. Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Masalah tetaplah sebuah masalah, tergantung bagaimana menyikapinya. Apakah dengan emosi atau dengan kepala yang dingin. Keunggulan seorang muslim adalah apabila ia diberi rezeki olah Allah,maka ia bersyukur. Dan apabila ia di timpakan masalah, maka ia bersabar. Dan keduanya adalah sama baiknya. Karena, baginya masalah adalah rezeki juga. Seperti yang di sebutkan di atas, bahwa Allah sedang memperhatikan kita. Allah memberi kesempatan pada kita untuk ‘naik kelas’ tingkat keimanan kita. Subhanallah.
Kelima, sekaligus yang terakhir adalah tawakkal. Ya, tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kembali kepada Allah SWT. Tiada hak dalam diri kita untuk menentukan yang terbaik bagi diri kita, menurut prasangka kita sendiri. Namun ketahuilah bahwa Allah itu, menurut persangkaan hambanya. “Boleh jadi engkau tidak menyukai apa yang Allah putuskan kepadamu, padahal itu yang terbaik bagimu. Dan Apa-apa yang menurutmu baik, belum tentu yang terbaik di mata Allah.” Tugas kita hanyalah berikhtiar untuk meraih takdir yang terbaik bagi diri kita. Sedangkan, Allah-lah yang Maha Menentukan. Ingat, menerima takdir adalah salah satu tanda keimanan seorang muslim.
Jadi, tetaplah bersikap positif dalam menghadapi masalah. Bagaimana cara kita menghadapi masalah akan menunjukkan kedewasaan kita dalam bersikap. Seperti batu besar yang telah berubah menjadi kerikil, kita siap menyusunnya pada jalan berlubang, membuatnya rata dan enak untuk kita lewati. Masalah besar kita pilah, diolah dan menyusunnya menjadi kekuatan yang akan memuluskan jalan kita dalam meraih keridhoan Allah Ta’ala. Ingat akan janji Allah dalam surah Al-Insyirah,”Bersama kesulitan, ada kemudahan. Dan bersama kesulitan ada kemudahan.”Jadi, bersama (bukan setelah) kesulitan itu hadir, datang pula pertolongan Allah (kemudahan). Tiada yang lebih indah dari memandang masalah layaknya pelangi yang menghiasi hidup kita. Seperti kepingan puzzle yang harus tetap di susun pada tempatnya. Selamat memecahkan batu menjadi kerikil ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H