Mohon tunggu...
Khalila Annisa Kurniawan
Khalila Annisa Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unair Fakultas Kedokteran Gigi

Garuda 19 Ksatria 7

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jejak Masa Lalu: Bagaimana Pengalaman Masa Kecil Membentuk Gaya Parenting Kita

17 Juni 2024   11:44 Diperbarui: 17 Juni 2024   12:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa kecil merupakan periode kritis dalam pembentukan karakter dan perilaku seseorang. Perlakuan orang tua selama masa ini dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap individu tersebut, termasuk bagaimana mereka nantinya akan memperlakukan anak-anak mereka sendiri.

Menurut penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, interaksi antara orang tua dan anak memiliki konsekuensi jangka panjang pada fungsi sosial dan emosional anak. Sebuah studi oleh Springer menemukan bahwa gaya pengasuhan yang berbeda, termasuk dukungan orang tua dan kontrol perilaku, berhubungan dengan hasil perilaku anak.

Contoh Kasus

Seorang ibu bernama X mengalami masa kecil yang penuh dengan ketidakstabilan emosional dan kurangnya dukungan dari orang tuanya. Akibatnya, dia tumbuh dengan rasa tidak aman dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan anak-anaknya. Menurut penelitian yang diterbitkan di Current Directions in Psychological Science, pemisahan anak dari orang tua dapat memiliki dampak traumatis yang berkepanjangan hingga dewasa, yang menciptakan kerentanan neurobiologis.

X sering kali merasa terputus dari kehidupan, lelah, kosong, dan tidak bahagia, yang merupakan ciri khas dari 'inner child' yang terluka seperti yang dijelaskan oleh CPTSDfoundation.org. Dia menyadari bahwa untuk menjadi ibu yang lebih baik, dia perlu menyembuhkan 'inner child' tersebut dan memulai proses 'reparenting' untuk mengatasi efek negatif dari pengasuhan masa lalunya.

Implikasi: Kasus X menunjukkan pentingnya mengatasi masalah 'inner child' yang rusak untuk mencegah transmisi pola asuh negatif ke generasi berikutnya. Proses penyembuhan ini tidak hanya penting bagi kesejahteraan individu tetapi juga bagi perkembangan emosional dan sosial anak-anak mereka.

Teori attachment, yang dikembangkan oleh John Bowlby, menyatakan bahwa hubungan awal antara anak dan pengasuhnya membentuk 'model internal kerja' yang mempengaruhi hubungan interpersonal di masa depan, termasuk peran sebagai orang tua.

Pola asuh sering ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebuah artikel di Frontiers in Psychology menekankan pentingnya pemahaman tentang bagaimana gaya pengasuhan dapat mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan anak di masa awal. 

Perlakuan orang tua sangat penting dalam membentuk cara individu menjadi orang tua. Pengalaman positif cenderung menghasilkan pola asuh yang sehat, sementara pengalaman negatif memerlukan kesadaran dan usaha untuk tidak mengulangi pola yang sama. Penelitian yang diterbitkan di ResearchGate menunjukkan bahwa gaya pengasuhan adalah salah satu pengaruh utama pada perkembangan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun