Mohon tunggu...
Khalid Zabidi
Khalid Zabidi Mohon Tunggu... -

Memerhatikan Arah Perubahan; Ikut Berputar dalam Turbulensinya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrasi Bukan Sekadar Angka

1 November 2017   10:38 Diperbarui: 1 November 2017   10:47 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam demokrasi akhirnya memperlihatkan kealamiahannya, pada prinsip keterbukaan, kesetaraan, keterlibatan dan keadilan di era reformasi yang sudah berjalan 19 tahun belakangan. Kita sama sama mengalami dan menjadi saksi lahirnya momentum kebebasan demokrasi, kita di suguhi kerumitan permainan kekuasaan sosial politik yang penuh tambal sulam namun menuju ke arah kesetimbangan yang berbeda. Kerumitan terkait permainan kekuasaan sosial politik ini tidak hanya terjadi pada tingkatan elit politisi juga menyentuh keadaban para warga negara di seluruh pelosok Indonesia.

Partisipasi politik warga negara tidak lagi sekedar di ukur melalui keikutsertaan dalam pemilu namun meluas pada pengorganisasian diri dan penyampaian pendapat yang terbuka, menghargai keberagaman, menghormati keistimewaan, membangun daya tawar kewargaan dan memperlebar pemahaman mengenai sebuah struktur sosial politik yang setara.

Ungkapan ekspresi identitas sosial juga mulai terbuka terang, entitas kewargaan yang sangat beragam kini hadir dalam berbagai struktur sosial demokrasi. Kelompok minoritas yang berada di seluruh Indonesia kini dapat di hargai keadaannya pada ciri identik kekhasan dan aspirasi suara  yang hadir sebagai keunikan dan keragaman yang perlu ada sedangkan kelompok mayoritas hadir memberikan arah dinamika kemajuan bersama.

Demokrasi yang terbuka juga menyajikan pemandangan lain, soal kenyataan dan soal keaslian. Tidak ada yang bisa di tutupi dengan sekedar pengalihan. Fakta, keaslian bertemu dengan kebenaran, ada angka-angka dan juga hadir di balik angka yaitu soal rasa. Demokrasi toh bukan soal hasil dari kontestasi pemilihan saja juga mempertemukan kelompok-kelompok masyarakat dalam ruang komunikasi, dialog dan partisipasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Keaslian adalah nyata, angka juga bersuara.

Dalam Demokrasi, kebebasan atau kemerdekaan menjadi prasyarat paling utama, bagaimana kehadiran setiap individu warga negara dapat memberikan partisipasi dan aspirasi dalam suasana kebebasan jikapun Negara ada, keberadaannya bukan untuk membatasi kebebasan warga negara namun menghadirkan atsmosfer kemerdekaan suatu perasaan dan pengalaman akan kebebasan.

Dalam kekebasan melekat prinsip abadi yaitu keadilan, salah satu untuk mengukur sebuah kemerdekaan adalah keadilan. Jika keadilan telah di upayakan tegak kemerdekaan adalah sebuah keniscayaan namun apabila keadilan di abaikan, dimana warga negara mencari kemerdekaan?

Soal angka dalam demokrasi selalu penting. Angka-angka itu merangkai kemenangan, kekuasaan dan kemakmuran. Yang lebih banyak angkanya; menang tapi angka bukan yang terpenting ada yang perlu di jaga, rasa kebebasan dan keadilan  yang akan melengkapi sebuah kemenangan kontestasi demokrasi yang paripurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun