Mohon tunggu...
KHALIDA ZIA RAHMAH
KHALIDA ZIA RAHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen Studi Kejepangan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

In a world of worriers, be the warrior

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Drama 1 Litre of Tears: Drama Sedih yang Diangkat dari Kisah Nyata

7 Juni 2022   21:55 Diperbarui: 7 Juni 2022   22:46 10942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://images.app.goo.gl/BPrzvLuV3qMnrAXt9

Sumber : https://images.app.goo.gl/BPrzvLuV3qMnrAXt9
Sumber : https://images.app.goo.gl/BPrzvLuV3qMnrAXt9

Dalam kisah nyata, pada akhirnya Aya Kitou menuliskan bahwa ia ingin tidur dengan dikelilingi bunga. Tidak lama setelah itu, ia dinyatakan meninggal pada usia 25 tahun. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu, Aya telah berhasil mewujudkan mimpinya yakni dapat membantu orang lain. Buku hariannya dibaca oleh seseorang yang mengidap penyakit yang sama dan pembaca tersebut merasa termotivasi dirinya dan berhenti menyalahkan keadaan.

Sumber  Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Aya_Kit%C5%8D#/media/Berkas:Aya_Kit%C5%8D.jpg)
Sumber  Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Aya_Kit%C5%8D#/media/Berkas:Aya_Kit%C5%8D.jpg)

Pengangkatan kisah nyata ini sebagai drama, telah berhasil membuat banyak orang mengerti pesan-pesan yang hendak disampaikan. Salah satunya yakni tidak mudah menyerah pada keadaan yang begitu pahit dan memperjuangkan impian kita dengan baik. Mencoba menerima keadaan yang ada adalah salah satu penghargaan terhadap perjuangan hidup. Pada waktu-waktu tertentu, makam Aya Kitou banyak didatangi oleh peziarah sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangannya.

Aya Kitou lahir pada tanggal 19 Juli 1962 dan wafat pada tanggal 23 Mei 1988 pukul 12.55 waktu Jepang. Kisah hidup Aya Kitou telah mengajarkan makna dari perjuangan, ketabahan, dan tidak menyerah sampai akhir. Meskipun terbatas pada tempat tidur, namun dukungan dari keluarganya tetap ada sampai ia dinyatakan meninggal dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun