Mohon tunggu...
Khalidah DwiNurazizah
Khalidah DwiNurazizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

Prodi Ilmu Komunikasi, hobi mendengarkan musik dan memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Baju Adat Pengantin Jawa Barat yang Harus Kita Lestarikan

11 November 2023   21:00 Diperbarui: 11 November 2023   21:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Museum Sri Baduga merupakan museum yang terletak di Jalan BKR No.185, Pelindung Hewan, Kec Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Posisi Museum Sri Baduga tersebut terletak di sebelah kiri jalan di sebrang Taman Tegallega Kota Bandung. Museum Sribaduga merupakan Museum yang menyimpan artefak keberagaman pengetahuan lokal mengenai kebudayaan Sunda. Hal tersebut tentunya penting untuk dijadikan sebuah Museum karena masyarakat di tanah Pasundan memiliki kearifan yang begitu kental dan mesti dijaga hingga ke generasi selanjutnya. Karena meski generasi terus berganti, namun sejarah keluhuran mereka masih dapat digali melalui peninggalan-peninggalan tersebut. Salah satunya dalah melalui Museum Sri Baduga dimana di dalamnya terdapat banyak edukasi penting untuk penduduk lokal maupun pengunjung dari manapun. Karena selain dapat mempelajari kebudayaan Sunda, kita juga dapat berwisata disana. Tarif yang ditawarkan untuk para pengunjung pun terbilang murah, karena hanya dengan tiga ribu rupiah kita dapat melihat-lihat seluruh isi dari Museum Sri Baduga. Museum Sri Baduga memiliki koleksi yang beragam seperti jenis Geologika atau bentukan alam fosil dan batuan, selanjutnya koleksi biologika sepeti rangka manusia, hewan, dan tumbuhan. Adapun koleksi Etnografika yang benda-benda yang terkait budaya atau identitas suatu etnis. Arkeologika yaitu benda-benda peninggalan sejarah hingga proses masuknya pengaruh barat, selanjutnya Historika atau sejarah mengenai masuknya pengaruh budaya barat hinga sekarang. Numimatika yaitu mata uang atau alat untuk saling tukar menukar, dan yang terakhir yaitu Filologika yaitu naskah kuno peninggalan dahulu. Dan keseluruhan total koleksi yang ada di dalam Museum Sri Baduga kurang lebih adalah sebanyak 5.367 buah koleksi.

Pengunjung Museum Sri Baduga di dominasi dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun para muda-mudi yang mencari referensi mengenai tugas mereka. Biasanya kunjungan tersebut telah diatur dan diagendakan oleh sekolah ataupun kampus dimana tempat mereka menimba ilmu. Sedangkan untuk wisatawan asing, atau masyarakat setempat biasanya berkunjung akibat rasa ingin tahu mereka terhadap Museum dan kebudayaan Sunda yang ada di dalamnya. Melalui kunjungan tersebut, diharapkan para pelajar maupun wisatawan lainnya dapat merasakan pengalaman yang menyenangkan dan mendapatkan informasi baru mengenai kebudayaan Sunda yang ada. Informasi yang akan didapatkan ketika kita berkunjung ke Museum Sri Baduga adalah hasil karya produk pengetahuan masyarakat sejak dahulu kala. Hasil olah pikir tersebut merupakan refleksi dari aktivitas kehidupan sehari-hari pada zaman dahulu. Karena mereka begitu piawai untuk menghasilkan barang yang berguna bagi kebutuhan dasar mereka seperti sandang, pangan, dan juga tempat tinggal. Mereka dapat menciptakan peralatan yang nantinya mereka gunakan untuk berburu, ataupun memasak. Adapun beberapa mainan tradisional yang mereka ciptakan dan juga terpajang di dalam Museum. Selain itu juga mereka dapat membuat tempat tinggal bagi mereka dan membuat bahan pakaian dengan motif dan corak yang kini sudah kita sebut sebagai kain tradisional. Hal-hal seperti itulah yang dapat kita petik ilmunya untuk kita pelajari menegani perkembangan kebudayaan sunda dari zaman ke zaman.

Kearifan lokal budaya Sunda terdapat dalam ide, aktivitas, dan artefak yang senantiasa dijadikan tuntunan dalam hubungan sesama manusia, hubungan dengan lingkungan sekitar, dan hubungan dengan Sang Pencipta.  Keluruhan masyarakat Sunda terlihat dalam perilaku, etika, keyakinan, dan norma yang mereka taati. Nilai kebijaksanaan kebudayaan Sunda tercermin dalam budaya tutur seperti carita, nasihat, pantun, uga, folklor. Dan bukti tertulis yaitu seperti naskah atau cerita Babad, Serat, serta Wawacan. Kearifan budaya Sunda adalah nilai yang dimiliki oleh masyarakatnya dan perwujudan dari jati diri penduduk di tanah Pasundan. Salah satu ciri khas kebudayaan Sunda selain senjata tradisionalnya yaitu Kujang, adapun baju adat pengantin Sunda  yang juga menjadi salah satu ciri yang menandakan seseorang berasal dari Jawa Barat. Di dalam Museum Sri Baduga kita dapat menemukan pakaian adat pengantin Sunda tersebut lengkap dengan contoh pakaiannya yang dipajang pada sebuah lemari kaca dan di luar lemari kaca tersebut terdapat sebuah teks singkat yang berisi mengenai informasi seputar baju adat tersebut. Baju adat pengantin Sunda biasanya berwarna dasar putih untuk perempuan dan warna hitam untuk laki-laki, dengan motif hiasan tradisional seperti tumpal ataupun motif bunga. Baju pengantin adat Sunda juga biasanya dilengkapi dengan selendang dan mahkota bunga, juga bajunya yang memiliki banyak lapisan. Adapun salah satu baju adat pengantin Sunda yaitu baju pengantin adat Sukapura. Baju adat tersebut berasal dari sebuah desa yang terletak di daerah Sukapura, Jawa Barat.

Baju ada pengantin Sukapura merupakan pakaian tradisional yang dipakai pada saat hari pernikahan dan memiliki ciri khas tersendiri yang menjadikan baju ada pengantin Sukapura terlihat unik dan memikat. Baju adat pengantin Sukapura memiliki warna khas yang sedikit mencolok seperti warna merah, ungu, dan hijau. Baju kebaya untuk wanita nya biasanya dihiasi dengan payet manik-manik dan sulam yang sedikit rumit. Namun dengan begitu tidak melunturkan efek kemewahan dan keanggunan dari baju adat tersebut. Adapun aksesoris lain yang melengkapi yaitu seperti hiasan pada kepala berupa mahkota bungan atau sanggul yang juga dihiasi bunga dan manik-manik. Terkadang juga dihiasi oleh selendang untuk menambah keindahan dan keanggunan sang pengantin. Baju adat pengantin Sukapura merupakan simbol keindahan dan kekayaan tradisi Jawa Barat. Dengan desain yang rumit dan perpaduan warna yang mencolok, baju adat pengantin Sukapura ini mampu memancarkan kemewahaan saat pernikahan dan dapat menjadi pesona juga kebanggaan tersendiri bagi pengantin yang mengenakannya. Seiring dengan perkembanga zaman yang terjadi, baju adat pengantin Sukapura pun mulai mengalami perubahan dalam segi bentuk dan desainnya dimana hal tersebut dilakukan untuk juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang tengah terjadi sekarang. Namun tetap nilai dan tradisi yang terkandung di dalam baju adat pengantin Sukapura dipertahankan oleh masyarakat karena hal tersebut merupakan identitas dari kebudayaan mereka. 

Di atas merupakan salah satu kebudayaan Sunda yang dapat kita pelajari setelah kita mengunjungi Museum Sri Baduga. Masih ada begitu banyak kebudayaan lain yang dapat kita telusuri lebih dalam untuk kita resapi makna yang terkandung di dalamnya. Museum Sri Baduga merupakan salah satu tempat yang tepat yang dapat kita kunjungi untuk mempelajari kebudayaan tanah Pasundan. Selurh budaya yang ada di Museum Sri Baduga menjadi bukti nyata bahwa kelestarian budaya setiap daerah mesti kita jaga dan kita wariskan pada generasi kita selanjutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun