Mohon tunggu...
Khalida Faiza
Khalida Faiza Mohon Tunggu... -

mahasiswi pejuang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Emas Emas Emas

19 November 2011   13:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:27 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

emas oh emas #bukan emas yang orang jawa :D sea games yang merupakan perhelatan akbar ASEAN setiap dua tahun telah membawa euforia tersendiri, baik kalangan atas, menengah hingga bawah. analog dengan kejadian zaman dahulu, saat peradaban yunani dengan colosseum-nya. hajatan olahraga besar-besaran ini sukses menutupi isu-isu 'panas' dalam negeri -Indonesia. sebut saja isu tentang freeport :  indonesia yang gagal menaikkan pendapatan untuk emas dari 1% menjadi sekitar 3%, isu suap Polisi-TNI, tokoh adat yang meminta keterbukaan pemerintah, hingga mencuatnya kembali OPM. menguap kemana-kah ? Sudah berapa gunung emas dipangkas, berton-ton dikeruk dan digali sampai perut bumi. Menyisakan lobang-lobang besar menganga menyeramkan! Pada saat yang sama pula, sekarang ini para pekerja Freeport berjuang habis-habisan memperjuangkan gaji mereka agar lebih layak. Sudah berhari-hari, berminggu-minggu mereka melakukan demo kenaikan gaji. (http://hensyam.wordpress.com/2011/11/18/emas-untuk-indonesia/) memperebutkan medali emas seagames yang kadar emasnya hanya beberapa gram menjadi hal yang sangat bodoh untuk dilakukan, secara mutlak sudah pasti kontingen yang memenangkan emas paling banyak adalah freeport. pemerintah seolah bungkam, tidak dapat bertindak apa-apa. undang-undang yang dibuat memang menstimulus asing untuk menanamkan modalnya dan mengeruk kekayaan alam indonesia sesuai undang-undang yang berlaku -yang semakin membuat mereka bebas. hal ini wajar saja terjadi, mengingat ideologi yang tertanam dalam benak-benak warga dunia -yang sedang eksis adalah ideologi kapitalisme, dimana kepemilikan individu sangat dijunjung tinggi. undang-undang yang dibuat pun tidak pernah -pada fakta pelaksanaannya- memihak pada kesejahteraan yang notabene adalah hak bagi warga negara. sungguh hanya satu sistem sempurna yang bukan buatan makhluk yang tak sempurna yang dapat menyelesaikan segala permasalahan yang ada. “Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al-Maidah: 50)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun