Mohon tunggu...
Khalid Abdurahman
Khalid Abdurahman Mohon Tunggu... -

seorang laki-laki yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersatunya Dua Insan

2 Agustus 2012   19:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggal 5 Ramadhan Toni beserta keluarga pergi ke Purbalingga. Dengan mengendarai sebuah mobil yang disewanya dirental mereka berangkat menuju Purbalingga. Pada pukul 07.oo mereka berangkat dari rumah.

Pada pukul 11.00 tibalah mereka di pelabuhan Bakau Huni, Lampung. perjalanan dilanjutkan dengan naik kapal roro. Selama perjalanan menggunakan kapal mereka beristirahat. Setelah tiga jam di atas kapal mereka mendarat di pelabuhan Merak, Banten. Perjalanan pun di lanjutkan

Pada pukul 18.00 mereka berhenti di sebuah rumah makan di daerah Cirebon untuk buka bersama. Suasana buka bersama kali ini sungguh berbeda dengan buka bersama sebelumnya. Ini pertama kalinya mereka berbuka puasa di restoran. Selesai makan dan dilanjutkan shalat Maghrib dan Isya pada pukul 19.00 mereka meneruskan perjalanan.

Pada pukul 04.00 mereka berhenti lagi di restoran di daerah purwokerto untuk makan sahur. selesai makan dan shalat Subuh mereka meneruskan perjalanan. Pada pukul 06.00 mereka tiba di rumah nenek yang ada di Purbalingga.

Dirumah nenek mereka beristirahat seharian. Karena perjalanan dari Lampung ke Purbalingga sungguh melelahkan. Ayah begitu sampai langsung tertidur. Karena sejak kemarin memang ayah belum tidur.

Kini tiba saatnya berbuka puasa. Mereka sekeluarga buka bersama. Toni senang sekali bisa buka puasa bersama dengan nenek dan saudara-saudara sepupunya. Ini merupakan buka puasa bersama yang mereka lakukan. Karena Toni dan keluarga tinggal jauh dari rumah nenek. Tini (ibunya Toni) senang sekali bisa buka puasa bersama kembali dengan ibu dan saudara-saudaranya. Sudah hampir 25 tahun Tini tidak pernah buka puasa bersama ibunya. Karena baru Ramadhan kali ini ia bisa pulang.

Suasana buka puasa  penuh keceriaan. Selesai berbuka mereka shalat Maghrib berjamaah. Seusai shalat Maghrib sembari istirahat ayah dan ibunya Toni berbincang-bincang dengan saudara-saudaranya yang lain. Sementara Toni asik bercerita dengan sepupunya yang sudah 4 tahun ini tidak pernah bertemu.

Keesokan harinya Toni beserta keluarga pergi ke Banjar Negara. Mereka berangkat pukul 16.00. Kepergian mereka ke Banjar Negara untuk melamar Tiwi untuk Toni. Mereka tiba di rumahnya Tiwi sekitar pukul 17.00. Ayahnya Toni memberikan beberapa bingkisan untuk Tiwi dan keluarganya.

Bambang(ayahnya Toni) menyampaikan maksud kedatangan mereka kesini dengan membawa beberapa bingkisan. " Pak Kamto, maksud kedatangan kami sekeluarga kesini adalah melamar putri bapak untuk anak kami Toni." Jelas Bambang berkenaan kedatangannya.

Pak Kamto menyambut gembira lamaran yang diajukan keluarganya pak Bambang. Tak terasa waktu berbuka pun tiba. Mereka semua membatalkan puasa di hari itu. Segelas teh hangat sudah mampu menghilangkan dahaga. Setelah istirahat sejenak mereka segera menuju masjid yang tidak jauh dari kediaman pak Kamto.

Selesai menunaikan Shalat Maghrib, mereka makan bersama. Toni merasa senang karena bisa makan bersama dengan calon mertuanya. Lamaran diterima. Akad nikah pun diputuskan dilaksanakan pada malam ini juga. Akad nikah dilangsungkan setelah shalat Taraweh. Toni dengan lantang mengucapkan janji suci. Janji suci telah diikrarkan. Dua insan telah disatukan dalam ikatan suci pada malam yang mulia ini.

Selesai akad pak Kamto mengantar Toni kekamarnya Tiwi. Toni derngan perasaan gugup mulai memasuki kamar pengantin. Sembari mengucarkan salam Toni memasuki kamar pengantin. Salam pun dijawab oleh bidadari yang sejak tadi menanti kedatangnnya. Toni melihat sosok wanita yang sangat anggun sedang duduk di depan meja rias. Dengan perasaan yang berdebar-debar Toni mulai mendekati Tiwi. Merka pun berbincang sedikit, kemudian Toni mengecup kening istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun