Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mahasiswa, sebagai agen perubahan, memiliki peran strategis dalam membantu masyarakat untuk menghadapi tantangan- tantangan baru, salah satunya dalam bidang pemasaran digital. Salah satu contoh nyata dari kontribusi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam pengabdian masyarakat adalah upaya pemasaran digital produk manisan toga di Desa Bocek.
Bu Uswatun merupakan seorang pelaku usaha mikro yang telah menggeluti pembuatan manisan toga selama kurang lebih 8 tahun sejak 2017. Produk manisan toga buatannya memiliki cita rasa unik dan kaya akan manfaat kesehatan, sehingga berpotensi besar untuk dipasarkan lebih luas. Namun, keterbatasan pengetahuan dan akses terhadap teknologi informasi membuat pemasaran produk ini masih terbatas pada lingkup lokal.
Melihat potensi besar yang dimiliki oleh produk manisan toga Bu Uswatun, mahasiswa UMM dari kelompok 99 Gelombang 6 di bawah bimbingan dosen pendamping lapang (DPL) Muhammad Wildan Affan, S.E.,M.S.A. mengambil inisiatif untuk membantu meningkatkan pemasaran produk tersebut melalui strategi digital. Program ini bertujuan untuk memberdayakan Bu Uswatun dan masyarakat Desa Bocek dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan usaha.
Hal utama yang dapat dilakukan oleh Mahasiswa UMM dalam meningkatkan pemasaran digital yaitu dengan melakukan pelatihan terhadap Bu Uswatun mengenai dasar-dasar pemasaran digital, termasuk pemanfaatan media sosial, e-commerce, dan pembuatan konten yang menarik. Kemudian tak lupa juga melakukan pembuatan akun instargram, tiktok, yang bertujuan agar konsumen lebih mudah untuk melihat produk manisan toga.
"Ya kalau ibu sudah tau instagram dan tiktok dari dulu mungkin ibu sudah menjual banyak produk, tapi sayangnya ibu kurang tau tentang begituan, dan alhamdulilah jika ibu bisa diajari tentang media sosial ini", ujar Ibu Uswatun, Pemilik UMKM Manisan Toga.
Dengan adanya pelatihan ini, kami ingin menunjukkan bahwa media sosial merupakan tempat yang paling tepat untuk melakukan pemasaran manisan Toga, karena semua orang yang berada di luar Desa Bocek bisa melihat produk yang di pasarkan. Sehingga akan meningkatkan penjualan dalam skala yang lebih besar.
Meskipun pelatihan ini berhasil dilalui, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program, seperti keterbatasan infrastruktur internet di desa dan adaptasi terhadap teknologi baru. Namun, melalui kerja sama dan semangat belajar yang tinggi, tantangan-tantangan tersebut berhasil diatasi.
Mahasiswa UMM juga mendapatkan banyak pembelajaran berharga melalui program ini, termasuk kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, penerapan ilmu pemasaran secara praktis, dan pemahaman tentang dinamika usaha mikro di tingkat lokal.
Penulis : PMM Gelombang 6 Kelompok 99
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H