Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nyanyian Sang Kabut

11 Juni 2020   18:39 Diperbarui: 11 Juni 2020   18:33 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejeran sang cemara yang tegak lurus tertutup kabut, menjadi saksi setia akan sebuah cerita tentang alam dan isinya. 

Gemricik air yang terus mengalir melewati bebatuan tak tertata, juga menjadi cerita yang tak bernada namun berasa. 

Lalu lalang binatang rimba tak berwujud namun bersuara menjadi teman dalam lamunan yang nyaman saat terpejam. 

Alam terus setia dalam melantunkan cerita sebagai proses persembahan kepada sang pencipta dengan cara yang tak biasa. 

Diiring sepoi angin yang menghempas ujung dedaunan cemara rimba, menjadikan suasana sangat damai sedamai lembutnya kabut yang datang berturut. 

Alam beserta isinya selalu jujur tanpa kepentingan bagaikan kehidupan manusia pada rimba kesemrawutan yang tak tertata. 

Tak ada hingar bingar keriuhan, tak ada keramaian yang menggaduhkan kedamaian, semuanya diam, semuanya hening, sehening tatanan alam yang menyaksikan nyanyian sang kabut sebagai persembahan kepada sang Tuhan. 

Guci, 11 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun