Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

'Matahari' Itu Kembali Bersinar

17 Mei 2020   13:44 Diperbarui: 17 Mei 2020   13:56 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih dari tiga purnama, hati yang gundah nan kelam terus tenggelam bersama gelapnya rasa. 

Senyum yang seakan telah tiada, tertawa yang seakan terus tenggelam dengan tangisan dan kedewasaan berfikir yang terus terkikis oleh kekerdilan penguasa rasa, terus menghantui seluruh makna dalam cinta. 

Lebih dari tiga purnama tak lagi tampak cerahnya senyuman, bagaikan sang mentari yang tenggelam oleh mendung dan seakan tak merdeka dan ditelan oleh kacaunya rasa. 

Gurat-gurat cekungan risau terus tergambar pada sebuah tatanan semiotik yang tak lagi bisa disembunyikan oleh kuas pada kanvas sang pelukis makna. 

Namun, kini semua telah berubah, guratan-guratan kelam yang tergambar oleh gelapnya langit tak beraturan kini berubah menjadi sinaran yang cerah bak lukisan apik dengan senyuman sang pelukis. 

Gelap dan kelam, semunya berubah menjadi cerah bermakna dan sinaran sang mentari kembali menghiasi langit kelam sebagai bukti selesainya sebuah tangisan-tangisan bagaikan amukan sang alam yang tak semestinya ditangisi dan disesalkan. 

Kini 'Matahari' itu kembali bersinar, dihiasi burung-burung kecil petanda bahagia penikmat cahaya terang yang terus berkicau lantang dengan rasa haram untuk sebuah kelirihan. 

Cahaya yang selama ini redup dibalik dikegelapan, kini berubah menjadi sebuah cahaya cerah nan gagah sebagai lambang kebahagiaan yang newakilkan seberkas sinaran ketulusan tanpa keterpaksaan. 

Brebes, 17 Mei 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun