Tak seperti biasanya, nyanyian para camar yang biasa bercengkrama kini tak lagi berirama. Terbang hilir mudik dan hanya membisu tak bersuara.
Camar yang biasa berisik dengan kibasan sayap, kini hanya terbang rendah tak bertujuan seperti ada pesan yang ingin disampaikan.
Perlahan ia hinggap di dedaunan yang tak berkayu, lantas bergoyang tak imbang lalu jatuh tak ke bumi. Kibasan sayap dengan penuh tenaga ia terbangkan tanpa irama.
Kemana irama sang camar? Tak lagi beradu nada menghiasi langit birung menjelang senja nan kelam. Tak ada lagi nyanyian merdu yang hadir sebagai teman penghilang kepenatan.
Brebes, 19 Maret 2020
KBC-24 | Kompasianer Brebes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H