Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku

6 Maret 2020   18:24 Diperbarui: 6 Maret 2020   18:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disecarik kertas, ku goreskan kata demi kata sebagai pelampiasan tata dalam pikiran, tanpa emosional.

Diiringi gemricik air hujan diamping rumah serta gemuruh halilintar yang menyala-nyala, menjadi teman dikala ku rampaskan tata hati dalam sebuah sastra.

Tiba-tiba penerangan pun mati dan seketika buyar. Buyar dan goresan disecarik kertas berubah menjadi coretan-coretan tak beraturan. Kata demi kata hilang tertimpa oleh emosional.

Lantas aku terdiam dan diam dengan penuh diam. Aku berfikir, apakah ini bagian dari pengadilan tuhan? Tidak, bukan dan belum tentu.

Aku yang tak mampu menjadi aku, tak akan pernah mengerti seperti apa pengadilan sang tuhan. Aku hanya si kecil ciptaanya yang hanya memiliki kesombongan tanpa kesadaran.

Lantas aku berteriak digelapnya malam, siapa aku? dimana? Aku yang tak pernah mengerti siapa aku.

Brebes, 6 Maret 2020

KBC-24 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun