Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kapak Itu Tak Lagi Tajam, Tuan Azam

4 Maret 2020   15:59 Diperbarui: 4 Maret 2020   16:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halilintar menyapa, diiringi derasnya langit menangis menyapa genting. Jeritan sang angin menyambar-nyambar didamainya siang yang seketika berubah mencekam.

Silih berganti, turut menurut awang menangis membanjiri tanah ibu pertiwi. Tanah yang subur penuh dengan cinta, seketika berubah tertutup air bah.

Air yang awalnya begitu tenang, menjadi kelam dan menghantam seluruh yang menahan. Selokan-selokan yang penuh dengan sampah, menjadi saksi kemarahan sang air kedamaian.

Namun, kemarahan itu pun berubah menjadi pelampiasan oleh sang kapak yang tak lagi tajam terhujam kepenutup selokan. Namun sayang, kapak ku tak lagi tajam tuan.

Kapak penuh kenangan, yang terbeban dengan seluruh karat, seluruh peluh dan penuh dengan cerita bersama sang tuan.

Ya, sang Tuan Azam yang terus menghujamkan sang Kapak yang tak lagi tajam. Kapak itu tak lagi tajam, Tuan Azam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun