Mohon tunggu...
Khairu Syukrillah
Khairu Syukrillah Mohon Tunggu... Relawan - Aceh | khairuatjeh@gmail.com | IG @khairusyukrillah

Berbuat baiklah bukan karena surga, tapi karena tuhan sudah sangat baik kepada kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bangkit

25 Februari 2020   11:47 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terik mentari terhadang, malu bersinar dipanasnya pagi. Pohon nan hijau mulai kering, mulai hitam, mulai kelam, gugur dan terbaur tak beraturan dibawah hitamnya awan tanpa terik yang seharusnya terik memerah.

Semua hitam itu menjadi saksi atas semangat mu yang hilang kawan. Semangat mu sedang goyah, semangat mu sedang terkubur kawan.

Hilir mudik para petani menuju persawahan dengan senyuman saling sapa jadi saksi dan pengobat luka. Sedikit tertarik senyum dipipi, sebagai bukti menipu diri.

Cepatlah cerah sang mentari, sebagai pengantar semangatnya sang penutur, sebagai pemancar semangatnya sang penyemangat, sebagai pemancar semangatnya sang kawan penyemangat.

Ingat kawan, Tuhan tidak tidur, Tuhan tidak lupa dan Tuhan tidak sedang berkata-kata, karena Tuhan maha asyik dalam menguji rasa.

Bangkit Bangkit dan Bangkit Kawan.

Brebes, 25 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun