Malam mulai menggarang dengan gelapnya, sesekali lolongan anjing menggelegar mengalahkan petir yang meronta.Â
Kilatan-kilatan halilintar juga menyertai gaduhnya angin kencang disertai rintikan hujan yang tak beraturan.
Bulan pun tak nampak, langit gelap dengan gumpalan awan hitam mengiringi perginya rembulan yang sudah tak lagi dirindulan oleh sang pungguk.
Hening dan damainya pojok kopi, seketika menjadi sepi. Gitar dan senar, hanya teronggok diatas kursi tak bertuan.
Tanpa bernada, tanpa petikan, tanpa ada tuan sang maestro kedamaian yang memainkan sebagai ekspresi ketenangan.
Kini, gitar ku tak lagi bernada tuan. Gitarku senyap, gitar ku hening dan tak lagi berirama. Gitar ku Sepi tanpa petikan dan sepi tanpa kelakar.
Intonasi nada sang maestro, berubah menjadi sepi dengan gelegar halilintar yang menyambar. Semuanya menjadi gaduh, ribut, pecah tak beraturan.
Kini gitar ku tak lagi bernada tuan.
Brebes, 19 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H